ACHEHNETWORK.COM – Aceh memang nggak ada habisnya kalau bicara soal keindahan alamnya.
Bagi kamu yang suka banget menjelajahi alam dan mencari tempat-tempat tersembunyi yang belum banyak diketahui, ada satu spot yang bakal bikin kamu terpesona, yaitu Air Terjun Ceuraceu Dara Baro di Kabupaten Aceh Barat Daya.
Tempat ini nggak hanya menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa, tapi juga dipenuhi dengan cerita mistis yang bikin perjalanan makin seru!
Lokasi dan Akses Menuju Air Terjun
Untuk sampai ke sini, kamu harus punya jiwa petualang yang sejati! Air Terjun Ceuraceu Dara Baro terletak di Desa Drien Beurumbang, Kecamatan Kuala Batee.
Dari pusat kota Blangpidie, perjalanan sekitar 20 menit.
Tapi jangan senang dulu, sesampainya di desa, kamu masih harus jalan kaki menembus hutan lebat.
Jalurnya cukup menantang, tapi sepadan dengan keindahan yang menunggu di ujung perjalanan.
Keindahan Tujuh Tingkatan Air Terjun
Air terjun ini punya tujuh tingkatan, lho! Setiap tingkatannya punya pesona sendiri yang bikin kamu betah berlama-lama.
Menurut Pak Rahman, warga setempat yang sering jadi pemandu wisata, di tingkat paling atas, airnya jernih banget, segar, dan udaranya sejuk.
Kamu bakal merasa benar-benar menyatu dengan alam.
Suara air yang mengalir, ditambah kicauan burung, menciptakan suasana yang bikin hati tenang dan pikiran rileks.
Kisah Mistis di Balik Keindahan
Seperti banyak tempat indah di Indonesia, Ceuraceu Dara Baro juga punya cerita mistis.
Konon katanya, nama “Ceuraceu Dara Baro” berasal dari legenda seorang putri cantik dari kayangan yang turun mandi di air terjun ini karena terpikat oleh keindahannya.
Beberapa warga bahkan mengaku pernah melihat sosok perempuan cantik di sekitar air terjun, yang dipercaya sebagai jelmaan sang putri.
Selain itu, air terjun ini diyakini punya kekuatan mistis.
Ada yang percaya kalau mandi di sini dengan niat tulus bisa membawa keberuntungan dan kesembuhan. Seru, kan?
Tradisi Lokal
Sebelum masuk ke area air terjun, biasanya ada ritual kecil yang dilakukan oleh pengunjung sebagai bentuk penghormatan kepada ‘penunggu’ tempat ini.
Ritual ini dipimpin oleh tetua adat, berupa doa dan sesajen sederhana.
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : Zahra Khairina