AchehNetwork.com – Di balik hamparan alam yang memesona di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, terdapat sebuah destinasi wisata yang tak hanya memikat mata, tetapi juga memikat hati dengan kisah legenda yang menghiasi setiap sudutnya.
Goa Putri Pukes, demikianlah namanya.
Tempat ini bukan sekadar objek wisata alam biasa, melainkan juga tempat yang sarat akan cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat.
Legenda ini berkisah tentang seorang putri yang memesona, diberi nama Putri Pukes karena kepiawaiannya dalam memanggang kue kering yang lezat.
Namun, kecantikan dan kebaikan hatinya ternyata menjadi bahan cerita yang melegenda di seluruh Indonesia hingga mancanegara.
 |
| Isi dalam Goa/Okezone |
Dalam cerita yang disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya, Putri Pukes melanggar larangan ayahnya untuk tidak bermain air di sungai.
Akibatnya, kegigihannya bermain air berujung pada nasib tragis; ia berubah menjadi batu yang kokoh di tepian sungai. Konon, usia batu tersebut telah mencapai 3000 tahun.
Keindahan alam Goa Putri Pukes memang memukau, tapi cerita rakyat yang menyertainya memiliki makna moral yang mendalam.
Hendra, seorang warga setempat, berbagi ceritanya, “Kisah Putri Pukes mengajarkan kita tentang penghormatan pada orang tua dan kendali diri agar tidak terjerumus dalam keputusan yang salah.”
Cerita rakyat ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Gayo, terutama di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Banyak wisatawan yang tidak hanya datang untuk menikmati keindahan alamnya, tetapi juga untuk terpesona oleh cerita rakyat yang mengagumkan ini.
Goa Putri Pukes dan legenda Putri Pukes menjadi bukti nyata kekayaan budaya Indonesia, yang selalu menawarkan keindahan dan makna yang mendalam melalui setiap cerita yang disampaikannya.
Jika Anda berkesempatan, jangan lewatkan untuk mengunjungi Goa Putri Pukes.
Rasakanlah pesona alamnya yang menakjubkan dan ambillah pelajaran dari kisah Putri Pukes yang sarat akan makna.(*)
SHARE :
