ACHEHNETWORK.COM – Dalam sejarah Perang Aceh (1873–1904), ada satu hal yang membuat Belanda gemetar ketakutan—kehadiran pasukan Aceh yang dikenal seperti “zombie.”
Bukan zombie dalam arti sebenarnya, tapi para pejuang Aceh yang tidak takut mati, kebal peluru, dan terus bertempur meski tubuh mereka sudah dipenuhi luka.
Ada kisah tentang seorang prajurit yang tetap maju meski tangannya putus atau terkena beberapa tembakan.
Apa yang membuat mereka begitu ditakuti oleh pasukan Belanda? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Perang Aceh: Perlawanan yang Tak Kunjung Padam
Perang Aceh merupakan konflik panjang antara Kesultanan Aceh dan Belanda. Aceh adalah kerajaan yang kaya dan strategis, sehingga menjadi incaran Belanda demi kepentingan ekonomi dan politik.
Namun, berbeda dari perang kolonial lainnya, perlawanan rakyat Aceh begitu luar biasa. Belanda yang awalnya mengira perang ini akan berakhir cepat justru harus berjuang lebih dari 30 tahun untuk bisa menaklukkan Aceh.
Kenapa Disebut Pasukan “Zombie”?
1. Tidak Takut Mati
Bagi para pejuang Aceh, perang melawan Belanda adalah jihad fi sabilillah (perang suci). Mereka percaya bahwa gugur dalam pertempuran akan membawa mereka langsung ke surga.
Dengan keyakinan ini, mereka tidak pernah mundur dan terus bertempur hingga titik darah penghabisan.
2. Kebal Peluru
Banyak pejuang Aceh menggunakan jimat dan doa-doa khusus yang diyakini bisa membuat mereka kebal senjata. Bahkan, beberapa laporan tentara Belanda menyebut bahwa mereka sudah menembak pejuang Aceh berkali-kali, tapi mereka tetap berdiri dan melawan.
Apakah ini karena ilmu kebal atau efek sugesti? Bisa jadi perpaduan keduanya. Yang jelas, keberanian luar biasa ini membuat Belanda semakin panik dan stres.
3. Teknik Bertempur yang Mematikan
Pasukan Aceh tidak hanya mengandalkan keberanian, tetapi juga keahlian perang gerilya. Mereka menyerang tiba-tiba di malam hari dan menghilang ke dalam hutan sebelum musuh sempat membalas.
Bahkan, ada unit pasukan wanita seperti Cut Nyak Dhien yang ikut bertempur di garis depan, membuktikan bahwa perjuangan Aceh tidak hanya milik kaum pria.
Reaksi Belanda: Panik dan Putus Asa
Bayangkan menjadi tentara Belanda saat itu. Menembak musuh tapi mereka tetap maju, diserang di malam hari tanpa…..
Baca Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM