Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024 - Acheh Network

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemandangan udara menunjukkan seorang pria Suriah melambaikan bendera Suriah era kemerdekaan di Lapangan Umayyah di pusat Damaskus pada tanggal 11 Desember 2024. (Foto: AFP/BAKR ALKASEM)

Pemandangan udara menunjukkan seorang pria Suriah melambaikan bendera Suriah era kemerdekaan di Lapangan Umayyah di pusat Damaskus pada tanggal 11 Desember 2024. (Foto: AFP/BAKR ALKASEM)

 

ACHEHNETWORK.COM – Pada bulan Desember 2024, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Suriah. Kelompok oposisi berhasil mengambil alih pemerintahan dari rezim Assad.

Pada 8 Desember 2024, Suriah resmi memiliki pemerintahan baru, yang cukup menarik perhatian dunia. Tidak hanya itu, Suriah juga memutuskan untuk mengganti desain bendera nasionalnya.

Perlu diketahui, situasi saat ini masih cukup rumit. Pemerintahan baru di Suriah masih bersifat transisi. Pemerintahan resmi baru akan terbentuk pada tahun 2025.

Karena belum ada pemerintahan dan undang-undang baru yang resmi, bendera baru ini secara teknis belum diakui sebagai bendera resmi. Namun demikian, bendera baru ini telah diadopsi secara de facto sebagai bendera nasional. Kedutaan Suriah pun sudah mengganti bendera mereka.

Baca Juga :  Monemvasia, Kota Tersembunyi di Pulau Batu yang Cantik di Yunani

Dengan rezim lama yang sudah tidak memiliki kekuasaan di Suriah, dan mantan presiden Assad mencari suaka politik di Rusia, bendera baru ini kemungkinan besar akan segera menjadi bendera resmi.

Lalu, mengapa Suriah mengganti benderanya? Penjelasannya menarik. Bendera Suriah yang baru ini sebenarnya bukan desain baru.

Ini adalah bendera yang pertama kali digunakan saat Suriah merdeka dari Prancis. Namun, kenapa bendera ini berubah dan kini digunakan kembali? Untuk lebih memahaminya, mari kita mulai dari awal.

Wilayah Levant awalnya merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 1914, Kekaisaran Ottoman terlibat dalam Perang Dunia Pertama yang berakhir dengan kekalahan mereka dan blok sentral.

Kekalahan ini menyebabkan bubarnya Kekaisaran Ottoman, dan wilayah Levant pun diduduki oleh Britania Raya dan Prancis. Pada tahun 1920-an, melalui mandat Liga Bangsa-Bangsa, wilayah Suriah menjadi mandat Prancis.

Baca Juga :  Tradisi Muslim Cham Vietnam Tak Wajib Shalat Tak Perlu Puasa: Perbedaan Praktik dan Pengaruh Sejarah

Pada 14 Mei 1930, Republik Suriah dinyatakan merdeka. Namun, kemerdekaan ini dianggap semu karena parlemen Prancis menolak pengakuan kemerdekaan Suriah, sehingga secara hukum internasional, Suriah masih bagian dari mandat Prancis.

Baru pada 24 Oktober 1945, kemerdekaan Republik Suriah diakui sepenuhnya oleh dunia.

Saat Suriah dinyatakan merdeka pada tahun 1930, bendera yang digunakan adalah bendera hijau, putih, dan hitam dengan tiga bintang di tengah warna putih. Pada 1 Februari 1958, Suriah bergabung dengan Mesir membentuk negara persatuan Republik Arab.

Negara baru ini menggunakan bendera baru: merah, putih, dan hitam dengan dua bintang hijau di tengah warna putih. Bendera ini adalah gabungan bendera Suriah dan Mesir.

Baca Juga :  Berikut Daftar 7 Negara Rela Bayar Orang Asing Agar Mau Pindah ke Negaranya, Tertarik?

Pada tahun 1961, Suriah memutuskan mundur dari persatuan Republik Arab dan kembali menjadi negara sendiri. Meski begitu, mereka tidak mengganti desain benderanya.

Pada 8 Maret 1963, Partai Ba’ath melakukan kudeta di pemerintahan Suriah, yang menandai dimulainya kekuasaan Partai Ba’ath di pemerintahan Suriah.

Pada 13 November 1970, Jenderal Hafiz al-Assad memimpin kudeta militer untuk menggulingkan pemerintahan Suriah. Kudeta ini mengantarkan Hafiz al-Assad sebagai presiden Suriah pada 12 Maret 1971.

Hafiz al-Assad menjadi presiden hingga 10 Juni 2000, selama lebih dari 29 tahun, kemudian digantikan…

Halaman Selanjutnya…

Editor : ADM

Artikel Terkait

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan
Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan
Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia
Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia
Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua
Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen
10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar
Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:29 WIB

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:14 WIB

Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan

Kamis, 30 Januari 2025 - 17:33 WIB

Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:29 WIB

Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:43 WIB

Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:24 WIB

Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:48 WIB

10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:51 WIB

Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

Berita Terkini