ACHEHNETWORK.COM – Konflik Suriah terus memunculkan sisi-sisi cerita yang kompleks, salah satunya tentang minoritas Alawi, komunitas yang pernah mendominasi pemerintahan di bawah dinasti Assad.
Namun, kini mereka menghadapi tantangan berat di era pasca-konflik.
Awal Mula dan Kepercayaan Unik Alawi
Kaum Alawi, cabang dari Syiah yang berkembang sejak abad ke-9, mencerminkan keragaman spiritual. Mereka memiliki ritual keagamaan yang unik, seperti beribadah secara pribadi, menggunakan anggur dalam ritual, dan tidak mewajibkan jilbab.
Kepercayaan ini sering mencampurkan unsur-unsur alam, seperti pemujaan matahari, bulan, dan bintang.
Namun, sifat eksklusif kepercayaan mereka sering kali menjadi alasan diskriminasi.
Mulai dari era Perang Salib hingga Kesultanan Utsmaniyah, kaum Alawi kerap dianggap menyimpang dan mengalami tekanan.
Transformasi di Era Kolonial Prancis
Kondisi Alawi mulai berubah saat Suriah berada di bawah kendali kolonial Prancis. Prancis menggunakan taktik “pecah-belah” dengan memberikan hak istimewa kepada kaum Alawi.
Tahun 1922, negara otonom untuk Alawi dibentuk, dan komunitas ini perlahan mendominasi militer Suriah.
Setelah kemerdekaan pada 1946, pengaruh Alawi di militer kian besar, hingga pada 1971 Hafez Assad, seorang Alawi, mengambil alih kekuasaan.
Assad memastikan kekuasaan tetap di tangan komunitasnya dengan menempatkan loyalis di posisi kunci.
Era Assad: Kejayaan dan Kekacauan
Selama 54 tahun kekuasaan dinasti Assad, kaum Alawi menikmati posisi istimewa, tetapi juga membayar mahal. Konflik Suriah yang pecah pada 2011 mengguncang komunitas ini.
Banyak pemuda Alawi yang menjadi tulang punggung militer gugur di medan perang, sementara lainnya melarikan diri dari wajib militer.
Kekecewaan terhadap rezim Bashar al-Assad semakin nyata.
Meski beberapa kelompok masih setia, survei terbaru menunjukkan mayoritas warga Alawi kini menghadapi tekanan ekonomi yang sama seperti warga Suriah lainnya, tanpa memiliki ruang untuk menyuarakan aspirasi.
Alawi di Persimpangan Jalan
Hari ini, kaum Alawi berada dalam dilema besar….
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM