ACHEHNETWORK.COM – Ketika nama Greenland muncul dalam berita internasional, yang terbayang sering kali adalah hamparan es putih yang luas, suasana dingin, dan penduduknya yang sedikit. Namun, beberapa tahun terakhir, Greenland telah menjadi pusat perhatian global.
Pernyataan mengejutkan mantan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan niat membeli Greenland dari Denmark menempatkan pulau ini di tengah panggung geopolitik dunia.
Trump menyebut Greenland sebagai lokasi strategis dan sangat penting bagi kepentingan AS, bahkan menggunakan ancaman tarif untuk memperkuat niatnya.
Namun, Greenland bukan hanya soal ambisi AS. Pulau terbesar di dunia ini menjadi pusat perhatian karena potensi kekayaan alam yang melimpah, termasuk logam tanah jarang, minyak, gas bumi, serta lokasinya yang strategis di kawasan Arktik.
Negara-negara besar seperti Rusia dan China juga berlomba-lomba meningkatkan pengaruh di Greenland. Rusia memperkuat pangkalan militernya di Arktik, sementara China berinvestasi besar-besaran dalam tambang dan infrastruktur Greenland.
Denmark, sebagai penguasa resmi Greenland, serta Uni Eropa pun tak tinggal diam dalam menjaga stabilitas geopolitik dan kelestarian ekosistem wilayah ini.
Potensi Greenland yang Belum Tergali
Greenland adalah pulau yang sangat luas, dengan total area mencapai 2,2 juta kilometer persegi—enam kali ukuran Jerman—namun hanya dihuni oleh sekitar 56.000 jiwa.
Kekayaan mineral Greenland sangat menggoda, termasuk logam tanah jarang yang sangat dibutuhkan untuk teknologi tinggi seperti baterai, turbin angin, dan kendaraan listrik.
Selain itu, Greenland diyakini memiliki cadangan besar minyak dan gas, yang meski sulit dieksplorasi karena kondisi ekstrem, tetap menjadi daya tarik utama.
Namun, eksploitasi sumber daya ini menciptakan dilema. Pemanasan global yang mencairkan es memberikan peluang untuk eksplorasi, tetapi di sisi lain, ini meningkatkan ancaman terhadap lingkungan global.
Masyarakat Greenland menghadapi keputusan besar: memanfaatkan peluang ekonomi atau melindungi alam yang rapuh.
Geopolitik di Kawasan Arktik
Posisi Greenland di antara Amerika Utara dan Eropa menjadikannya jalur strategis penting bagi perdagangan dan militer.
AS memanfaatkan pangkalan udara Thule di Greenland sebagai sistem peringatan dini terhadap ancaman rudal dari Rusia.
Dalam waktu yang sama, pencairan es membuka jalur laut baru, yang membuat Arktik menjadi ajang persaingan antara Rusia, China, dan AS.
Rusia, dengan armada kapal pemecah es terbesarnya, berupaya memperkuat klaim atas kawasan Arktik. Sementara itu, China meningkatkan investasi di Greenland melalui kerja sama ekonomi, termasuk proyek-proyek tambang dan infrastruktur pelabuhan.
Meski ambisi ini menciptakan peluang pembangunan, hal ini juga memunculkan kekhawatiran tentang pengaruh politik Beijing di wilayah strategis ini.
Greenland dan Tekanan Global
Greenland berada di persimpangan besar: antara tuntutan negara-negara besar dan keinginan penduduknya untuk…..
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM
Sumber : Youtube Agricultural News