ACHEHNETWORK.COM – Suriah adalah negeri yang tengah bergema dengan dentuman bom dan menjadi panggung tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan.
Padahal, dulunya Suriah pernah masyhur sebagai pusat peradaban kuno, kekayaan budaya, serta tanah subur yang menjanjikan.
Suriah pernah menjadi sebuah panggung teater raksasa tempat peradaban-peradaban besar mementaskan drama kejayaan dan keruntuhan.
Tanah ini pernah menyaksikan langkah kaki para Firaun, menyimak gelegar pidato para Kaisar Romawi, dan merasakan sentuhan lembut para sufi.
Di tanah yang disiram oleh Sungai Efrat dan Tigris ini, alfabet pertama dilahirkan. Kota-kota megah didirikan, kerajaan besar bangkit dan runtuh, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi peradaban manusia.
Damaskus: Kota Tertua yang Terus Hidup
Damaskus, atau dalam bahasa Suriah dikenal sebagai As-Sham, sering disebut sebagai kota tertua di dunia yang terus dihuni hingga kini.
Sejarah kota ini membentang ribuan tahun ke belakang dan menjadi saksi bisu pasang surut peradaban.
Pada abad ke-7, Damaskus mencapai puncak kejayaannya saat menjadi ibu kota Dinasti Umayyah, kekhalifahan Islam pertama yang membentang dari Spanyol hingga India.
Di bawah pemerintahan para khalifah, Damaskus menjadi pusat dunia Islam.
Masjid Umayyah, yang dibangun di atas bekas kuil Romawi dan gereja Bizantium, menjadi simbol kejayaan arsitektur Islam.
Masjid ini adalah salah satu yang tertua dan termegah di dunia, dengan kubah raksasa yang berkilauan, ragam mozaik yang memesona, serta halaman yang memancarkan aura ketenangan.
Tidak jauh dari masjid ini, terbentang Suk Al-Hamidiyah, pasar tradisional yang telah menjadi jantung perdagangan Damaskus selama berabad-abad.
Lorong-lorongnya yang sempit dan beratap dipenuhi aroma rempah-rempah, kain sutera yang berkilauan, kerajinan tangan yang rumit, serta suara tawar-menawar yang riuh.
Berjalan di antara labirin toko-toko ini seperti membawa kita kembali ke masa lalu ketika Damaskus menjadi salah satu pusat perdagangan jalur sutra.
Palmira: Kejayaan yang Terkubur
Palmira, sebuah kota kuno yang pernah menjadi pusat perdagangan dan budaya terpenting di dunia, kini menjadi puisi kesedihan.
Reruntuhan megahnya yang menjulang di bawah terik matahari menceritakan kisah kejayaan dan kehancuran.
Memasuki Palmira melalui jalan berkolom megah yang diapit pilar-pilar tinggi seperti memasuki gerbang waktu.
Jalan ini dulunya dipenuhi patung-patung dan monumen, menghubungkan berbagai bagian kota seperti Kuil Bel, teater, Agora, dan pemandian.
Kuil Bel, yang dibangun untuk menghormati dewa Mesopotamia, adalah simbol toleransi, tempat berbagai agama dipraktikkan berdampingan.
Namun, pada tahun 2015, ISIS meledakkan kuil ini, tindakan brutal yang mengejutkan dunia dan menjadi simbol kehancuran warisan budaya.
Aleppo: Kota yang Tangguh
Aleppo, atau Halab, adalah salah satu kota tertua di dunia dengan sejarah lebih dari 5.000 tahun.
Terletak di persimpangan jalur sutra, Aleppo menjadi pusat perdagangan, budaya, dan ilmu pengetahuan yang penting.
Kota ini terkenal dengan benteng megahnya, masjid-masjid indah, pasar yang ramai, serta tradisi kuliner yang kaya.
Benteng Aleppo, yang berdiri kokoh di atas bukit, adalah salah satu benteng terbesar dan tertua di dunia.
Benteng ini telah menjadi saksi pertempuran dari berbagai peradaban, mulai dari Asiria, Romawi, Bizantium, hingga Ottoman.
Sementara itu, Suk Aleppo, yang juga terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO, adalah salah satu pasar tertua dan terpanjang di dunia.
Lorong-lorongnya yang berkelok dipenuhi toko-toko yang menjual rempah-rempah, tekstil, hingga perhiasan.
Sayangnya, pertempuran di Aleppo telah menghancurkan sebagian besar pasar ini, meninggalkan luka mendalam bagi kota tersebut.
Masjid Agung Aleppo, atau Masjid Umayyah Aleppo, adalah salah satu masjid tertua dan terindah di dunia.
Masjid ini terkenal dengan arsitektur megahnya, halamannya yang luas, serta menara ikoniknya.
Namun, pada tahun 2013, menara ini hancur akibat konflik yang berkepanjangan.
Ugarit: Lahirnya Alfabet Pertama
Di kawasan pesisir Mediterania, berdirilah Ugarit, sebuah kota negara yang pernah menjadi pusat perdagangan dan budaya pada zaman perunggu.
Di sinilah pada abad ke-14 sebelum Masehi, para juru tulis Ugarit menciptakan salah satu sistem alfabet pertama di dunia yang terdiri dari 30 aksara kuno.
Penemuan alfabet ini merevolusi cara manusia berkomunikasi, membuka jalan bagi perkembangan literasi dan penyebaran ilmu pengetahuan.
Kekayaan Sumber Daya dan Konflik
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM Acheh Network