ACHEHNETWORK.COM – Singapura kini dikenal sebagai salah satu negara maju dan pusat keuangan terkemuka di dunia, namun perjalanan negara ini dari sebuah desa nelayan kecil hingga menjadi kekuatan ekonomi Asia penuh dengan tantangan dan transformasi.
Posisi strategisnya di jalur perdagangan Selat Malaka menjadikannya titik penting bagi berbagai kerajaan dan bangsa sepanjang sejarah.
Awal Mula Singapura: Desa Nelayan yang Tidak Dikenal
Pada awal abad ke-19, Singapura masih merupakan bagian dari Kesultanan Johor, sebuah kerajaan Melayu yang menguasai Semenanjung Malaya dan Kepulauan Riau.
Meski hanya desa nelayan kecil, letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional menarik perhatian banyak pihak, terutama seorang pejabat British East India Company, Sir Stamford Raffles.
Melihat potensi besar Singapura sebagai pelabuhan perdagangan bebas, Raffles tiba pada tahun 1819 dan menandatangani perjanjian dengan Sultan Hussein Shah dari Johor dan Temenggong Abdul Rahman.
Perjanjian ini memberi Inggris izin untuk mendirikan stasiun perdagangan, yang menjadi awal dari perkembangan Singapura sebagai pusat perdagangan internasional.
Perkembangan Pesat di Bawah Kekuasaan Inggris
Tak butuh waktu lama, Singapura mulai berkembang pesat sebagai pelabuhan bebas. Pedagang dari berbagai negara seperti Cina, India, Arab, dan Eropa berdatangan untuk memperjualbelikan barang dagangan mereka.
Pada tahun 1826, Singapura menjadi bagian dari British Straits Settlements bersama dengan Penang dan Malaka, kemudian diubah statusnya menjadi koloni mahkota Inggris pada 1867.
Periode ini melihat pertumbuhan pesat Singapura, bukan hanya sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai pusat administrasi di Asia Tenggara.
Pelabuhan Singapura berkembang pesat, dan negara ini menjadi titik persinggahan penting dalam perdagangan global.
Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang
Singapura kembali menjadi sorotan saat Perang Dunia II. Karena posisinya yang strategis, Singapura menjadi target penting bagi Jepang, dan pada 15 Februari 1942, Jepang berhasil merebut Singapura dari Inggris.
Masa pendudukan Jepang ini berlangsung hingga 1945, dan meninggalkan trauma mendalam bagi penduduk setempat akibat kekerasan dan penindasan yang terjadi.
Namun, periode ini juga membangkitkan kesadaran politik di kalangan penduduk Singapura.
Keinginan untuk mencapai kemerdekaan semakin menguat setelah pengalaman pahit di bawah kekuasaan Jepang.
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM