ACHEHNETWORK.COM – Belanda, dengan wilayah yang sebagian besar berada di bawah permukaan laut, memiliki tantangan unik dalam melindungi tanahnya dari ancaman banjir.
Untuk itu, negeri ini mengandalkan sistem pertahanan banjir yang sangat maju, termasuk tanggul sepanjang lebih dari 17.691 kilometer.
Menurut Unie van Waterschappen, organisasi pengelola air Belanda, infrastruktur vital ini terus mengalami pengujian ketat dan inovasi untuk menghadapi ancaman perubahan iklim, seperti kekeringan dan naiknya permukaan laut.
Tanggul dan Perubahan Iklim: Tantangan Baru
Selain ancaman banjir, Belanda juga dihadapkan pada masalah kekeringan yang semakin sering terjadi.
Kekeringan ini tidak hanya berdampak pada pertanian dan sumber air, tetapi juga pada kestabilan tanggul itu sendiri.
Tanggul yang terbuat dari material alami seperti gambut, tanah liat, dan pasir memerlukan kelembapan yang cukup untuk menjaga strukturnya.
Ketika tanggul-tanggul ini mengering, mereka menjadi lebih rapuh, meningkatkan risiko longsor dan kegagalan struktur, terutama di wilayah yang padat penduduk.
Inovasi dalam Pemantauan Tanggul
Untuk menghadapi tantangan ini, Belanda terus melakukan penelitian dan inovasi.
Salah satu terobosan terbaru melibatkan kerja sama antara Universitas Teknologi Delft (TU Delft), Yayasan Riset Manajemen Air Terapan (STOWA), dan perusahaan ASTERRA.
Mereka tengah menguji teknologi radar PolSAR EarthWorks yang mampu memberikan data bawah permukaan tanah untuk memantau kondisi tanggul secara lebih detail.
Proyek ini memanfaatkan data radar apertur sintetis polarimetrik yang memungkinkan analisis lebih mendalam tentang karakteristik tanah di bawah permukaan tanggul.
Dengan memantau tanda-tanda awal pengeringan atau degradasi tanah, teknologi ini memungkinkan deteksi dini sebelum kerusakan serius terjadi.
Saat ini, uji coba sedang dilakukan di sepuluh lokasi strategis yang berisiko tinggi terhadap kekeringan.
Dampak Kekeringan pada Tanggul Gambut
Tanggul yang terbuat dari gambut, khususnya, sangat rentan terhadap kekeringan.
Gambut memiliki sifat yang menyusut saat kering, sehingga memicu penurunan permukaan tanah, fenomena yang dikenal sebagai “bodemdaling.”
Meskipun Belanda dikelilingi oleh air, seperti Laut Utara dan sungai besar, air ini tidak dapat langsung digunakan untuk menjaga kelembapan tanggul gambut.
Inilah salah satu alasan mengapa pengelolaan air di Belanda harus dipantau secara intensif.
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM
Sumber : Asterra