Peta kerajaan Buton dan Bangsawan Buton/ |
AchehNetwork.com – Pernah dengar tentang Pulau Buton? Pulau kecil yang penuh dengan sejarah besar ini ternyata menyimpan kisah yang tak banyak diketahui orang.
Di saat sebagian besar wilayah Nusantara tunduk di bawah kekuasaan Belanda pada awal 1900-an, Pulau Buton tetap berdiri tegak dan tak pernah dijajah.
Yuk, kita kupas lebih dalam kenapa pulau yang terletak di Sulawesi Tenggara ini bisa tetap merdeka di tengah gelombang penjajahan.
Sejarah Gemilang Buton: Dari Kerajaan hingga Kesultanan
Istana Melige Kesultanan Buton/Foto: Kumparan |
Nama Buton sudah dikenal jauh sebelum penjajahan Belanda, tepatnya sejak era Kerajaan Majapahit. Bahkan, dalam Sumpah Palapa yang terkenal, Patih Gajah Mada menyebut nama Pulau Buton.
Pada abad ke-13 hingga ke-16 Masehi, Buton berdiri sebagai sebuah kerajaan yang kuat. Kerajaan ini dipimpin oleh keturunan Dinasti Wa Khaa-Khaa, dengan raja pertamanya adalah Wa Khaa-Khaa sendiri.
Namun, seiring dengan masuknya Islam ke wilayah Buton, kerajaan ini bertransformasi menjadi sebuah kesultanan. Perubahan besar ini terjadi di bawah pemerintahan Murhum Sultan Kamuddin Khalifatul Khamis pada tahun 1538. Kesultanan Buton dikenal sebagai pusat kekuatan yang dihormati di wilayah timur Indonesia.
Mengapa Belanda Tak Pernah Berani Menjajah Buton?
Benteng peninggalan kerajaan Buton/Foto: kompas.com |
Meskipun Belanda sudah hadir di Indonesia sejak kedatangan VOC pada tahun 1600-an, mereka enggan menyentuh Pulau Buton.
Ada alasan kuat di balik keputusan ini. Buton bukan hanya sebuah pulau kecil; ia adalah pusat kekuasaan dengan pertahanan yang tangguh.
Dikelilingi oleh benteng-benteng yang luas, Buton mampu mengawasi dan mengendalikan setiap kapal yang melintas di wilayahnya.
Menariknya, benteng Buton ini kemudian dinobatkan sebagai benteng terluas di dunia versi Guinness World Records.
Bukan hanya sekadar simbol kekuatan, benteng ini juga menjadi alasan Belanda memilih untuk menjalin hubungan baik dengan Kesultanan Buton daripada mencari masalah.
Sebagai tempat singgah yang strategis bagi kapal-kapal yang menuju Maluku untuk mencari rempah-rempah, Buton memegang peran penting dalam perdagangan maritim.
Namun, kesultanan ini bukan hanya menjaga wilayahnya dari penjajah, tetapi juga dari ancaman bajak laut. Mereka tak segan mengangkat senjata untuk melindungi wilayah mereka.
Buton di Masa Kini
Saat ini, Kesultanan Buton yang dulu berjaya kini dikenal sebagai Kabupaten Buton, dengan ibu kota kabupatennya di Pasar Wajo.
Wilayah Buton yang dahulu meliputi Pulau Buton, sebagian Pulau Muna, dan sedikit bagian Pulau Sulawesi kini telah mengalami pemekaran menjadi beberapa wilayah administratif, yaitu:
- Kota Bau-Bau
- Kabupaten Wakatobi
- Kabupaten Bombana
- Kabupaten Buton Selatan
- Kabupaten Buton Tengah
Pulau Buton mungkin kecil, tapi sejarahnya penuh dengan kejayaan dan keberanian. Sebuah pelajaran tentang bagaimana kekuatan dan diplomasi bisa melindungi sebuah wilayah dari penjajahan.
Jadi, jika ada satu hal yang bisa kita pelajari dari Pulau Buton, itu adalah bagaimana mempertahankan kedaulatan dengan bijak dan tegas.***
Editor : ADM