Oecusse, Wilayah Enklave Timor Leste di Daratan Indonesia: Sejarah Kota yang Terpisah dari Indonesia dan Menjadi Bagian Timor Leste - Acheh Network

Oecusse, Wilayah Enklave Timor Leste di Daratan Indonesia: Sejarah Kota yang Terpisah dari Indonesia dan Menjadi Bagian Timor Leste

Rabu, 21 Agustus 2024 - 03:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oecusse
Oecusse, Wilayah Enklave Timor Leste di Daratan Indonesia/Foto: yt invoice indonesia

ACHEHNETWORK.COM – Kalau kamu melihat peta, Oecusse tampak seperti wilayah yang dikelilingi oleh provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) milik Indonesia.

Tapi tahukah kamu? Wilayah ini ternyata adalah bagian dari negara tetangga, Timor Leste!

Kok Bisa? Bukankah Letaknya di Tengah Wilayah Indonesia?

Pertanyaan ini sering muncul. Namun faktanya, Oecusse tidak pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia, bahkan sejak zaman kolonial.

Untuk memahami hal ini, kita perlu menyelami sejarah panjang yang melibatkan bangsa Portugis dan Belanda di kawasan Nusantara.

Awal Kedatangan Portugis dan Perebutan Wilayah

Menurut informasi dari sciencespo.fr, Portugis memulai ekspansinya ke Asia Tenggara pada tahun 1511 dengan merebut Kerajaan Malaka.

Setahun kemudian, tepatnya 1512, mereka mulai menjelajah ke timur hingga sampai di Kepulauan Maluku yang terkenal dengan hasil rempah-rempahnya.

Baca Juga :  Tembagapura, Kota Emas di Atas Awan di Pegunungan Papua yang Berusia Setengah Abad

Petualangan itu pun berlanjut ke selatan, dan pada tahun 1515, Portugis mendarat di Pulau Timor, tepatnya di Pante Macassar, yang kini menjadi ibu kota dari kotamadya Oecusse.

Persaingan dengan Belanda di Timur

Sementara itu, Belanda mulai aktif menyaingi Portugis, terutama di Maluku. Mereka bahkan bersekutu dengan Sultan Ternate untuk mengusir Portugis dari Ambon dan Tidore.

Terdesak, Portugis pun mundur ke Pulau Timor bagian timur, termasuk ke wilayah Oecusse.

Di sisi lain, Belanda mengambil alih pelabuhan Kupang di bagian barat Timor, dan sejak saat itulah, Timor terbagi dua secara de facto: wilayah timur dikuasai Portugis, sedangkan baratnya dipegang oleh Belanda.

Baca Juga :  Inilah 9 Suku Tertua di Indonesia, Salah Satunya Ada di Provinsi Aceh

Resmi Menjadi Koloni

Pada tahun 1702, Portugis secara resmi mengklaim Timor bagian timur sebagai koloninya, termasuk Oecusse di dalamnya.

Sedangkan wilayah barat terus dikuasai Belanda.

Ketika VOC bubar pada tahun 1799, Belanda mengambil alih langsung pemerintahan Hindia Belanda.

Dan pada tahun 1914, pembagian Pulau Timor secara resmi ditetapkan: bagian barat menjadi wilayah Hindia Belanda (sekarang NTT), sedangkan bagian timur tetap milik Portugis.

Masa Kemerdekaan dan Perubahan Wilayah

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, negara ini menyatakan bahwa semua bekas wilayah Hindia Belanda otomatis menjadi bagian dari NKRI.

Karena Timor Leste (termasuk Oecusse) adalah bekas koloni Portugis, wilayah ini tidak masuk ke dalam wilayah Indonesia.

Namun, situasi berubah setelah Revolusi Bunga di Portugal pada tahun 1974.

Baca Juga :  Inilah Cara Mengenali Bahasa Tubuh Seseorang yang Benci Padamu dengan Teknik Psikologi

Portugal menarik diri dari Timor Timur, yang kemudian diintegrasikan ke dalam Indonesia sebagai provinsi ke-27 pada tahun 1976, termasuk Oecusse.

Kembali Lepas dan Menjadi Milik Timor Leste

Pasca runtuhnya Orde Baru pada 1998, muncul gelombang separatis di Timor Timur.

Akhirnya, setelah referendum pada tahun 1999, Indonesia resmi melepaskan wilayah Timor Timur, termasuk Oecusse, yang kembali menjadi bagian dari negara merdeka Timor Leste.

Jadi, meskipun secara geografis Oecusse berada di tengah wilayah NTT, secara historis dan politis, wilayah ini memang milik Timor Leste sejak awal, karena tidak pernah menjadi bagian dari jajahan Belanda.

Menarik ya, bagaimana sejarah kolonial bisa membentuk batas wilayah yang unik hingga hari ini?***

Editor : ADM

Artikel Terkait

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan
Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan
Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia
Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia
Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua
Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen
10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar
Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:29 WIB

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:14 WIB

Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan

Kamis, 30 Januari 2025 - 17:33 WIB

Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:29 WIB

Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:43 WIB

Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:24 WIB

Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:48 WIB

10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:51 WIB

Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

Berita Terkini