Menelusuri Kekayaan Budaya Aceh Melalui Pakaian Adat: Simbol Kearifan Lokal dan Warisan Melayu Islam - Acheh Network

Menelusuri Kekayaan Budaya Aceh Melalui Pakaian Adat: Simbol Kearifan Lokal dan Warisan Melayu Islam

Kamis, 29 Agustus 2024 - 14:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Aceh

 

AchehNetwork.com – Aceh, provinsi yang terletak di ujung barat Nusantara, memiliki status istimewa di Indonesia, serupa dengan Yogyakarta.

 

Selain berbatasan dengan Samudera Hindia, letaknya yang strategis dekat Selat Malaka membuat Aceh menjadi pusat persinggahan para pedagang dan penyebar agama dari Timur Tengah.

 

Tak heran, akulturasi budaya begitu kental di Aceh, dengan perpaduan pengaruh Melayu dan Islam yang tercermin dalam pakaian adat, seni tari, hingga syair.

 

 

Baju Adat Aceh: Cerminan Nilai Religius dan Tradisi

 

Sebagai provinsi yang dikenal dengan julukan Serambi Mekah, pengaruh Islam sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh, termasuk dalam gaya berbusana mereka.

 

Pakaian adat Aceh yang memadukan unsur Melayu dan Islam mencerminkan identitas budaya sekaligus mematuhi syariat Islam.

 

Selain itu, Aceh juga dikenal dengan berbagai kekayaan budayanya, termasuk Tari Saman yang mendunia dan simbol ikonik lainnya seperti titik nol kilometer di Pulau Sabang.

Kombinasi antara kekayaan alam dan budaya menjadikan Aceh unik dan memikat.

 

 

Nama-Nama dan Makna di Balik Pakaian Adat Aceh

 

Pakaian adat Aceh, baik untuk pria maupun wanita, memiliki nama dan makna tersendiri yang mencerminkan nilai sosial dan agama.

Baca Juga :  Tahukah Kamu 10 Benda Ini Tidak Boleh Dibuang ke Kloset Loh? Yuk Simak yang Mana Saja..!

Berikut beberapa komponen penting dari pakaian adat Aceh:

 

 

Pakaian Adat Pria Aceh: Peukayan Lintô Barô

pakaian adat Aceh
Pakaian adat Pria/Pakaian Linto Baro/Ist

 

Pakaian adat pria Aceh dikenal dengan sebutan Peukayan Lintô Barô. Pada masa lalu, pakaian ini dikenakan oleh para raja dan bangsawan dalam upacara adat atau kegiatan resmi kerajaan Islam Samudera Pasai dan Peureulak.

 

Pakaian ini terdiri dari beberapa bagian, seperti atasan, bawahan, dan senjata tradisional yang melengkapinya.

 

 

1. Meukasah

 

Meukasah adalah baju tradisional berbahan tenunan sutra yang biasanya berwarna hitam, melambangkan kebesaran.

 

Bagian kerahnya tertutup dengan sulaman benang emas, menunjukkan pengaruh perpaduan budaya Aceh dan Tiongkok.

 

2. Sileuweuë (Cekak Musang)

 

Celana panjang berwarna hitam ini berbahan katun tenun dengan desain yang melebar di bagian bawah.

 

Celana ini sering dilengkapi dengan kain sarung songket sutra yang diikatkan di pinggang, dikenal sebagai Ija Lamgugap, Ija Krông, atau Ija Sangeket.

 

 

3. Meukeutôp

 

Meukeutôp adalah penutup kepala atau kopiah khas Aceh yang berbentuk lonjong dengan lilitan kain sutra (teungkulôk) dan dihiasi bintang bersudut delapan dari kuningan atau emas.

Baca Juga :  Kekaisaran Akhemenid Persia: Gemilangnya Zaman Kuno

Ini merupakan simbol perpaduan budaya Islam dan Melayu.

 

4. Rencong

 

Rencong adalah senjata tradisional Aceh berbentuk L yang melengkapi pakaian adat pria.

Dahulu, rencong menjadi aksesoris pakaian sultan dan pembesar Aceh, dengan kepala senjata yang terbuat dari tanduk hewan dan mata belati dari besi atau kuningan.

 

Pakaian Adat Wanita Aceh: Peukayan Dara Barô

 

pakaian adat aceh
Pakaian adat Wanita Aceh/Ist

 

 

Pakaian adat wanita Aceh atau Peukayan Daro Barô, hadir dengan warna-warna cerah dan lebih bervariasi dibandingkan pakaian pria.

 

Warna terang seperti merah, kuning, hijau, dan ungu, serta berbagai perhiasan menjadi ciri khas pakaian tradisional ini.

 

1. Baju Kurung

Baju Kurung, busana longgar dengan lengan panjang, adalah hasil perpaduan budaya Melayu, Arab, dan Tiongkok.

 

Baju ini dirancang untuk menutupi tubuh sesuai ajaran Islam dan dilengkapi dengan kain songket Aceh (Ija Krong Sungket) serta tali pinggang perak atau emas yang dikenal dengan Taloe Ki Ieng Pata Sikureueng.

 

2. Celana Cekak Musang

 

Baca Juga :  Pengkhianatan Waki Wahab Terhadap Kesultanan Aceh: Peran Penting dalam Runtuhnya Kesultanan Aceh

Celana ini serupa dengan celana cekak musang pria namun berwarna cerah dan dihiasi sulaman benang emas pada pergelangan. Celana ini juga sering dikenakan saat menampilkan tarian tradisional.

 

3. Perhiasan Adat Aceh

Wanita Aceh memperindah penampilannya dengan berbagai perhiasan, seperti Patam Dhoe (mahkota emas), subang (anting-anting emas), dan kalung-kalung yang kaya akan ornamen dan motif bunga serta kaligrafi Arab.

Perhiasan ini menandakan status sosial dan peran penting wanita dalam masyarakat.

 

 

Pakaian Adat Aceh untuk Anak-Anak

 

Pakaian adat untuk anak-anak di Aceh hampir serupa dengan busana orang dewasa.

Anak laki-laki mengenakan baju hitam dengan celana panjang dan sarung hingga lutut, lengkap dengan ikat pinggang dan penutup kepala.

 

Sedangkan anak perempuan mengenakan baju adat yang mirip dengan busana wanita dewasa, lengkap dengan perhiasan yang membuat penampilan mereka semakin anggun.

 

Dengan semua detail ini, pakaian adat Aceh bukan hanya simbol tradisi, tetapi juga cerminan nilai-nilai religius dan sejarah yang terus hidup di tengah masyarakat Aceh hingga kini. Warisan budaya ini adalah harta yang patut dijaga dan dilestarikan bagi generasi mendatang.

Editor : ADM Acheh Network

Artikel Terkait

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan
Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan
Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia
Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia
Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua
Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen
10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar
Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 26 Maret 2025 - 12:29 WIB

Legenda Pasukan “Zombie” Aceh: Keberanian yang Bikin Belanda Ketakutan

Jumat, 28 Februari 2025 - 17:14 WIB

Meugang: Tradisi Sakral Masyarakat Aceh yang Kaya Akan Makna dan Kebersamaan

Kamis, 30 Januari 2025 - 17:33 WIB

Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:29 WIB

Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:43 WIB

Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:24 WIB

Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:48 WIB

10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:51 WIB

Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

Berita Terkini