Gambar lustrasi/Lukisan Penyerangan Samalanga, Aceh oleh Pasukan Belanda pada Tahun 1878/Sumber Foto: Wikipedia |
AchehNetwork.com – Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak abad ke-16, ketika mereka masuk melalui jalur perdagangan dan politik. Tertarik dengan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, Belanda berusaha menguasai seluruh wilayah Nusantara.
Namun, beberapa daerah di Indonesia menunjukkan perlawanan gigih dan sulit ditaklukkan oleh penjajah. Berikut adalah lima wilayah yang paling tangguh dalam menghadapi upaya penjajahan Belanda:
1. Aceh: Benteng Kuat di Ujung Sumatra
Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekah, merupakan salah satu wilayah yang paling sulit ditaklukkan oleh Belanda.
Masyarakat Aceh terkenal memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah terpengaruh oleh tipu muslihat Belanda.
Perlawanan di Aceh berlangsung sengit, dan baru pada tahun 1904, Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah tersebut.
Meskipun demikian, perlawanan kecil dari masyarakat Aceh terus berlanjut hingga akhirnya Belanda mengakui kekalahan moral dalam menghadapi keteguhan rakyat Aceh.
2. Tapanuli: Perlawanan Gigih Kerajaan Batak
Wilayah Tapanuli di Sumatra Utara, yang menjadi pusat Kerajaan Batak, juga menjadi salah satu daerah yang paling sulit dikuasai Belanda.
Perang melawan Belanda di Tapanuli berlangsung dari tahun 1878 hingga 1907, dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII.
Meskipun perlawanan ini berlangsung selama 29 tahun, Raja Sisingamangaraja XII gugur dalam pertempuran, yang sekaligus mengakhiri masa kejayaan Kerajaan Batak. Namun, semangat juang rakyat Tapanuli tetap dikenang sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah.
3. Bali: Pulau Dewata yang Tak Mudah Ditaklukkan
Bali, selain terkenal dengan keindahan alamnya, juga dikenal sebagai wilayah yang tangguh dalam menghadapi penjajahan Belanda.
Sejak kedatangan Belanda pada tahun 1846, rakyat Bali terus melakukan perlawanan yang sengit.
Belanda sempat kewalahan menghadapi serangan dari para pejuang Bali. Namun, dengan strategi “devide et impera” atau politik adu domba, Belanda akhirnya berhasil memecah kekuatan rakyat Bali dan menguasai pulau tersebut.
Meski demikian, perlawanan Bali tetap menjadi catatan penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.
4. Nias: Suku Petarung yang Menantang Penjajah
Nias, sebuah pulau di sebelah barat Sumatra, dihuni oleh suku yang terkenal sebagai petarung ulung. Ketika Belanda tiba di Nias pada tahun 1825, mereka langsung mendapat perlawanan sengit dari masyarakat setempat.
Suku Nias tidak mudah ditaklukkan, dan Belanda harus menghadapi banyak kekalahan dalam upayanya menguasai pulau ini.
Meskipun akhirnya Belanda berhasil menduduki Nias, perlawanan rakyat Nias memberikan mereka banyak pelajaran tentang keberanian dan ketangguhan.
5. Jambi: Perlawanan Singkat yang Berhasil
Jambi, terletak di bagian tengah Pulau Sumatra, juga menjadi salah satu wilayah yang memberikan perlawanan sengit terhadap Belanda.
Belanda pertama kali datang ke Jambi pada tahun 1615 dengan misi perdagangan VOC, namun ambisi mereka untuk menguasai tanah Jambi terus meningkat.
Pada masa Sultan Thaha Syaifuddin, Kesultanan Jambi melakukan perlawanan keras terhadap Belanda.
Puncak perlawanan terjadi pada tahun 1925, di mana Belanda akhirnya berhasil menguasai Jambi setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan. Itulah lima wilayah di Indonesia yang terkenal sulit dikuasai oleh Belanda.
Perlawanan dari daerah-daerah ini tidak hanya menunjukkan keberanian dan ketangguhan rakyat Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya dalam memperjuangkan kemerdekaan.***
Editor : ADM