Kereta Api Cut Meutia/Foto via Wikipedia |
AchehNetwork.com – Aceh, provinsi yang kaya akan sejarah dan keindahan alam, ternyata memiliki jalur kereta api terpendek di Indonesia yang penuh cerita menarik!
Kereta yang melayani rute ini adalah Kereta Api Cut Meutia, satu-satunya kereta api di Aceh yang melintasi lima stasiun dalam perjalanan pendek namun penuh makna.
Mengenal KA Cut Meutia: Kereta Ikonik Aceh
Awalnya dikenal sebagai Kereta Api Perintis Aceh, KA Cut Meutia menghubungkan Stasiun Krueng Geukueh hingga Stasiun Kutablang.
Kereta ini menggunakan Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) buatan PT Inka, produsen kereta nasional yang sudah mendunia.
Perjalanan perdana kereta ini dilakukan pada 1 Desember 2013, dengan program menarik: masyarakat bisa menikmati perjalanan gratis selama satu bulan penuh!
Fakta Jalur Kereta Api Terpendek di Indonesia
-
Jarak tempuh: Hanya 21,4 kilometer, menjadikannya jalur kereta api terpendek di Indonesia.
-
Stasiun yang dilintasi:
-
Stasiun Krueng Mane
-
Stasiun Bungkaih
-
Stasiun Krueng Geukueh
-
Stasiun lainnya hingga Stasiun Kutablang.
-
Pada awalnya, jalur ini hanya melayani rute Krueng Mane–Bungkaih–Krueng Geukueh dengan jarak 11,3 kilometer.
Namun, sejak 1 Juni 2023, rutenya diperpanjang hingga Kutablang, membuat total jarak yang dilalui menjadi 21,4 kilometer.
Sejarah Nama KA Cut Meutia
Nama Cut Meutia diambil dari nama pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Meutia, sebagai bentuk penghormatan terhadap semangat perjuangan masyarakat Aceh.
Sempat berhenti beroperasi pada Juli 2014 karena minimnya penumpang, KA Cut Meutia akhirnya kembali melaju pada 3 November 2016 dengan semangat baru.
Kenapa KA Cut Meutia Istimewa?
-
Kapasitas: Mampu mengangkut hingga 192 penumpang.
-
Waktu tempuh: Hanya sekitar 32 menit dari ujung ke ujung.
-
Harga tiket: Super terjangkau, hanya Rp2.000,00 saja!
-
Manfaat: Menjadi alternatif transportasi nyaman dan efisien bagi masyarakat sekitar.
Dengan harga tiket yang sangat murah dan waktu tempuh yang cepat, KA Cut Meutia menjadi pilihan tepat untuk mobilitas harian masyarakat di Aceh.
Dari jalur pendek ini, kita belajar bahwa perjalanan tidak diukur dari panjangnya lintasan, tapi dari makna yang terkandung di setiap langkahnya.
Kalau ke Aceh, jangan lupa sempatkan mencoba naik Kereta Api Cut Meutia, ya!***
Editor : ADM