Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif/net |
AchehNetwork.com – Ibadah puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Buya Yahya, ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah, menegaskan bahwa banyak orang menjalani puasa, namun tidak mendapatkan pahala karena tidak menjaga perilaku mereka selama Ramadhan.
Dalam kajiannya atas kitab Romadhoniat yang tayang di kanal YouTube Buya Yahya pada Ahad (17/3/2024), beliau menyampaikan bahwa ada lima golongan orang yang puasanya berisiko menjadi sia-sia karena tidak memahami makna puasa secara mendalam.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Puasa Tapi Suka Berbohong
Golongan pertama yang disebut Buya Yahya adalah orang-orang yang tetap berdusta meski sedang berpuasa. Mereka terlibat dalam kebohongan, menjadi saksi palsu, dan tidak pernah berusaha meninggalkan kebiasaan buruk tersebut.
“Puasanya bisa dikatakan tidak berguna,” tegas Buya Yahya.
2. Puasa Tapi Gemar Ghibah
Golongan kedua adalah mereka yang berpuasa namun masih suka membicarakan keburukan orang lain alias ghibah. Dalam Islam, ghibah sangat dilarang dan bisa menghapus pahala amal ibadah, termasuk puasa.
3. Puasa Tapi Suka Mengadu Domba Lewat Media Sosial
Golongan ketiga ini cukup banyak dijumpai di era digital saat ini. Mereka menyebarkan konten-konten yang menimbulkan permusuhan, bahkan kadang menggunakan topik agama untuk memancing perdebatan antara tokoh-tokoh agama.
“Membagikan sesuatu yang menimbulkan konflik, walaupun niatnya tampak religius, bisa menghancurkan pahala puasa,” ujar Buya Yahya.
4. Puasa Tapi Tidak Menjaga Pandangan
Menurut Buya Yahya, menjaga pandangan adalah bagian penting dari puasa. Namun sayangnya, banyak yang masih membuka dan menonton hal-hal yang diharamkan di dunia nyata maupun maya.
“Kita harus merasa malu melihat sesuatu yang dilarang, meskipun itu hanya lewat layar,” tambahnya.
5. Puasa Tapi Tidak Menahan Hawa Nafsu
Golongan terakhir adalah mereka yang berpuasa, tetapi tetap dikendalikan oleh hawa nafsunya—baik dalam hal makanan, syahwat, hingga tontonan yang tidak senonoh.
“Mereka hanya memindahkan waktu makan dari siang ke malam, tapi tidak mendapatkan hakikat puasa,” kata Buya Yahya.
Jangan Sampai Puasa Hanya Jadi Rutinitas
Buya Yahya menekankan bahwa puasa yang benar adalah puasa yang menjaga seluruh anggota tubuh, hati, dan pikiran. Bila hanya menahan lapar dan haus tanpa menjaga lisan, mata, dan hati, maka puasanya tidak bernilai di sisi Allah.
“Puasa bukan hanya soal waktu makan. Puasa adalah latihan menahan diri dari segala bentuk maksiat,” tegas beliau.
Mari kita introspeksi dan menjauhi lima golongan ini agar Ramadhan kita penuh berkah dan bermakna.***
Editor : ADM