Sejarah Mercusuar Willem’s Toren III di Pulau Aceh, Bumi Serambi Mekkah - Acheh Network

Sejarah Mercusuar Willem’s Toren III di Pulau Aceh, Bumi Serambi Mekkah

Minggu, 26 November 2023 - 06:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mercusuar Willem’s Toren III
Mercusuar Willem’s Toren III (net)

AchehNetwork.com – Aceh, dengan pesona alamnya yang menakjubkan, kini turut merayakan keindahan sejarahnya melalui Mercusuar Willem’s Toren III di Pulau Aceh, Aceh Besar.

Terletak di pertemuan Selat Malaka dan Samudera Hindia, Aceh mengundang para pelancong untuk menjelajahi pesona eksotisnya.

Jangan bayangkan destinasi bersejarah itu sebagai “usang” atau “membosankan.” Pulau Aceh, dengan Mercusuar Willem’s Toren III-nya, membuktikan sebaliknya. Bangunan megah ini, yang telah berdiri lebih dari satu abad, memukau dengan keindahan alam di sekelilingnya.

Dari pantai yang membentang indah hingga matahari terbit dan tenggelam yang memancarkan cahaya di atas pasir putih bersinar, Aceh adalah surga bagi para pencinta petualangan dan penikmat keindahan. 

Jauh dari kesan sepi, Pulau Aceh menawarkan kombinasi menakjubkan antara keajaiban alam dan kekayaan sejarah.

Baca Juga :  Tragedi Perceraian Mengguncang Hidup Neng Enci, Janda Cantik yang Tinggal di Gubuk Bersama Dua Anaknya

Mercusuar Willem’s Toren III, yang berdiri tegak di hutan Kampung Meulingge, adalah salah satu bukti kokohnya keberadaan Belanda di Aceh pada tahun 1875.

Meski telah berusia lebih dari seratus tahun, mercusuar setinggi 85 meter ini tetap menjulang dengan megahnya, mengintip dari antara pepohonan.

Gaya arsitektur Belanda yang kental pada bangunan silinder ini menjadi daya tarik tersendiri. 

Mercusuar Willem’s Toren III, mencerminkan era ketika Belanda menjajah Bumi Serambi Mekkah, berdiri sebagai saksi bisu perjalanan waktu.

Proses pembangunannya sendiri mencengangkan. Menurut buku “Onze Vestiging in Atjeh” karya Mayor Jenderal G.F.W Borel yang membahas perang Aceh, ratusan orang dari Ambon dan warga lokal dipaksa ikut membangun mercusuar ini.

Sebuah perpaduan antara tangan manusia dan keindahan alam Aceh.

Menariknya, mercusuar ini mengambil nama Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk, sang raja yang memerintah Luksemburg pada masa 1817-1890.

Baca Juga :  Derinkuyu, Kota Bawah Tanah yang Mengagumkan di Cappadocia, Turki

Terletak di kompleks seluas 20 hektare, dahulu wilayah ini dihuni oleh perwira-perwira Belanda.

Willem, sang raja, memainkan peran penting dalam membangun ekonomi dan infrastruktur di wilayah Hindia Belanda, termasuk Pulo Aceh.

Mercusuar Willem’s Toren III adalah bagian dari impian Belanda untuk menjadikan Sabang sebagai pelabuhan transit di Selat Malaka, meniru kesuksesan Singapura.

Seiring berjalannya waktu, Mercusuar Willem’s Toren III menjadi satu-satunya dari tiga mercusuar warisan Belanda yang masih berdiri.

Satu berada di Belanda, kini menjadi museum, dan satu lagi di kepulauan Karibia.

Pulau Aceh mengajak kita untuk menengok puing-puing kejayaan di masa lalu, melalui destinasi wisata bersejarah ini.

Sebuah perjalanan yang menghidupkan kembali kenangan, menyelami sejarah, dan meresapi keindahan yang abadi.(*)

Artikel Terkait

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun
20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:13 WIB

20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

Berita Terkini