Pulau Simeulue: Jejak Sejarah yang Menawan dan Pesona Alam yang Tak Terlupakan - Acheh Network

Pulau Simeulue: Jejak Sejarah yang Menawan dan Pesona Alam yang Tak Terlupakan

Selasa, 28 November 2023 - 14:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pulau Simeulue
Jejak Sejarah yang Menawan dan Pesona Alam yang Tak Terlupakan (net)

Ragam, AchehNetwork.com – Pulau Simeulue, sebuah permata tersembunyi di barat laut Provinsi Aceh, mempesona dengan kekayaan sejarah dan kehidupan sehari-hari yang kental dengan kearifan lokal yang unik.

Terletak di lautan Hindia, pulau ini menyimpan jejak sosiokultural yang tak terpisahkan dari perjalanan Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-17.

Menapaki Jejak Sejarah Pulau Simeulue: Dari Pulo U Hingga Pulau Simeulue

Abad ke-17 menjadi babak baru bagi Pulau Simeulue, awalnya dikenal sebagai Pulo U atau Pulau Kelapa.

Kisah dimulai ketika Teungku Khalilullah, seorang ulama dari Minangkabau, dikirim oleh Sultan Iskandar Muda untuk menyebarkan Islam di pulau ini.

Sultan Ali Mughayat Syah, penguasa Aceh, menyarankan agar Khalilullah mengganti tujuannya untuk menunaikan haji dengan mengislamkan Pulo U.

Dengan bantuan Putri Meulur, panduan Khalilullah, keduanya menempuh perjalanan panjang dan terlibat dalam pertarungan ilmu sihir dengan Songsongbulu, penguasa sesat di pulau itu.

Khalilullah keluar sebagai pemenang, mengusir Songsongbulu, dan mengislamkan seluruh masyarakat di pulau.

Sebagai tanda kemenangan, Pulo U diubah menjadi Pulau Simeulue, diambil dari nama istrinya, Putri Si Meulur.

Batu Salapan: Warisan Kesultanan Aceh di Pulau Simeulue

Pada masa pemerintahan Sultan Mahmudsyah II (1767-1787), Pulau Simeulue menjadi saksi bisu delapan batu yang disebut Sandi Salapan atau Delapan Pilar.

Batu-batu ini, dibawa dari Aceh, digunakan untuk membangun masjid pertama di desa Salur.

Baca Juga :  10 Provinsi dengan Kasus Tindak Pidana Narkoba Terbanyak

Meskipun terdampak oleh tsunami pada tahun 1907 dan 2004, batu-batu ini tetap menjadi saksi kehadiran Kesultanan Aceh di pulau ini.

Pulau Simeulue dibagi menjadi lima kerajaan kecil pada masa itu, masing-masing dipimpin oleh seorang raja.

Teupah, Kerajaan Simeulue, Kerajaan Along, Kerajaan Lekon, dan Kerajaan Sigulai adalah entitas yang bersatu dalam keberagaman dan kekayaan budaya.

Namun, Belanda menguasai Pulau Simeulue pada awal abad ke-20 setelah berhasil menangkap sebagian besar perlawanan rakyat Aceh.

Transformasi dan Perubahan: Dari Belanda Hingga Jepang

Pada tahun 1901, Belanda membentuk pemerintahan di Pulau Simeulue, dikenal sebagai Onderafdeeling Simeulue.

Daerah ini dipimpin oleh seorang Controleur dan terbagi menjadi lima landschap. Masing-masing landschap, seperti Tapah, Simulul, Leukon, dan Sigulai, dipimpin oleh seorang Selfbestiur dengan hak otonom atas wilayahnya.

Namun, sejarah Pulau Simeulue tidak berhenti di tangan Belanda. Pada masa Perang Dunia II, Jepang masuk ke pulau ini pada tahun 1942.

Dipimpin oleh Letnan Satu Hego, tentara Jepang tiba tanpa perlawanan dari penduduk setempat.

Pulau ini menjadi strategis bagi Jepang, yang membangun sistem pertahanan militer dan memberikan pelatihan kemiliteran kepada penduduk.

Kemerdekaan dan Masa Kini: Pulau Simeulue yang Damai

Setelah Perang Dunia II dan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Pulau Simeulue menjadi kewedanaan di bawah pengawasan Bupati Aceh Barat.

Limam landschap kemudian dipangkas menjadi empat kenegerian, yang selanjutnya berganti istilah menjadi kecamatan.

Baca Juga :  Rusia: Perjalanan dari Kekaisaran hingga Republik Federal

Masa kemerdekaan juga menyaksikan Pulau Simeulue relatif aman dari konflik bersenjata yang melanda Aceh dari tahun 1976 hingga 2005, selama konflik antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Republik Indonesia.

Pesona Alam dan Ekoturisme: Simeulue dalam Sorotan Dunia

Keindahan alam Pulau Simeulue telah menarik perhatian dunia. Meskipun terkenal sebagai jalur lintasan tsunami, keindahan pantai dan terumbu karangnya telah menjadi daya tarik ekoturisme yang semakin populer.

Pemandangan indah, ombak yang memikat bagi peselancar, dan kehidupan bawah laut yang kaya membuat Simeulue menjadi surga bagi para pencinta alam dan petualang.

Pulau ini menawarkan pengalaman yang unik bagi para wisatawan yang mencari keindahan alam yang belum tersentuh dan kehangatan dari keramahan penduduk setempat.

Dengan upaya pelestarian lingkungan yang diterapkan oleh masyarakat, Simeulue berkomitmen untuk menjaga keaslian alamnya sambil merangkul peluang ekonomi yang berkelanjutan.

Keunikan dan Keajaiban Pulau Simeulue

Pulau Simeulue, dengan sejarah panjangnya yang terkait erat dengan Kesultanan Aceh Darussalam, terus menyajikan pesona uniknya kepada dunia.

Dari kekuatan teologis Teungku Khalilullah hingga jejak kesultanan yang diabadikan dalam batu Salapan, Simeulue menyimpan cerita-cerita yang tak terlupakan.

Dengan kehidupan sehari-hari yang menggabungkan tradisi dan modernitas serta keindahan alam yang menakjubkan, Pulau Simeulue menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dan tak terlupakan.

Bagi mereka yang mencari petualangan, kedamaian, dan keajaiban alam, Simeulue siap menyambut dengan keunikan dan keindahan yang tak tertandingi.(*)

Artikel Terkait

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun
20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:13 WIB

20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

Berita Terkini