Pesona Suku Singkil: Menapak Keanekaragaman di Tanah Rencong - Acheh Network

Pesona Suku Singkil: Menapak Keanekaragaman di Tanah Rencong

Minggu, 12 November 2023 - 13:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suku Singkil
Tari Dampeng Suku Singkil (Foto: Kebudayaan.kemdikbud)



AchehNetwork.com – Suku Singkil, sebuah komunitas masyarakat yang bersemayam di kabupaten Aceh Singkil, merangkum keberagaman kultur di wilayah utara Provinsi Aceh. 

Terutama berdomisili di kota Subussalam dan kecamatan Singkil, Simpang Kiri, Simpang Kanan, serta pulau Banyak, Suku Singkil hidup berdampingan harmonis dengan suku Gayo dan suku Alas.

Asal muasal nama “Singkil” sendiri menyimpan makna mendalam, berasal dari kata “sekel” yang berarti “mau.”

Masyarakat Suku Singkil fisiknya mirip dengan suku Gayo dan Alas, namun tradisi dan budayanya berbeda dengan mayoritas suku Aceh di provinsi tersebut.

Bahasa Singkil, bahasa keseharian yang unik bagi Suku Singkil, merupakan bagian dari kelompok keluarga bahasa Batak, khususnya dalam rumpun bahasa Batak Utara.

Meskipun mirip dengan bahasa Pakpak di Sumatra Utara, bahasa Singkil memiliki kosakata yang khas dan unik.

Baca Juga :  Pasukan Marsose: Pasukan Elit Belanda Bentukan Muhammad Syarif yang Menguasai Aceh

Suku Singkil menjalani kehidupan bersama etnis tetangga seperti Gayo dan Alas, serta bersatu dengan etnis pendatang seperti Mandailing, Nias, Aceh, Melayu, dan Minang.

Meski mengalami percampuran budaya, Suku Singkil tetap mempertahankan identitas dan kebudayaan mereka.

Dalam tatanan masyarakat patrilineal, tradisi marga masih dijaga, meskipun tidak sekuat pada etnis Batak lainnya.

Meski demikian, identitas marga tetap diletakkan di belakang nama untuk membedakan mereka dari etnis lain.

Rumah adat Suku Singkil berada di dataran tinggi provinsi  Aceh.

Awalnya mengisolasi diri, Suku Singkil akhirnya meresapi budaya Melayu dan Aceh dengan masuknya ajaran Islam.

Seni dan budaya Suku Singkil memukau, dengan tarian-tarian seperti Tari Ala, Kesenian Dampeng, Tari Barat, Tari Sri Ndayang, Tari Piring, Tari Biahat (Tari Harimau), Tari Payung, dan Tari Lelambe.

Baca Juga :  Keunikan 5 Negara Tanpa Sungai: Fakta Menarik dan Cara Bertahan di Tengah Keterbatasan Alam

Sistem hukum adat Suku Singkil mengenal tiga tingkatan denda, disesuaikan dengan tingkat kesalahan yang dilakukan, mulai dari raja, pengulu/kepala desa, hingga warga biasa.

Adat perkawinan Suku Singkil mewajibkan pihak laki-laki untuk memenuhi berbagai persyaratan, termasuk memberikan beras, kambing, uang hangus, dan obon (nasi kendang).

Makanan tradisional Suku Singkil juga menjadi daya tarik tersendiri, seperti Nditak, Pelita Talam, Ndabalakh, Buah Belaka, Nakan Nggeskhsing (nasi kuning), Seme Malum, Cemanis (puluh bekuah), Manuk Labakh, dan Cenecah.

Dalam kehidupan sehari-hari, Suku Singkil menggeluti bidang pertanian, buruh perkebunan kelapa sawit, serta pembuatan balok kayu yang diekspor ke luar negeri atau Jakarta.

Dengan keunikan budayanya, Suku Singkil membuktikan bahwa keberagaman adalah harta yang patut dilestarikan.(*)

Artikel Terkait

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun
20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:13 WIB

20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

Berita Terkini