AchehNetwork.com – Presiden Soekarno adalah ikon besar dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai presiden pertama Republik Indonesia yang gigih membela martabat masyarakat Indonesia.
Namun, di balik kepribadian heroiknya, ada sisi lain yang kurang dikenal, yaitu tindakan represifnya terhadap tokoh-tokoh berpengaruh yang berani berbeda pendapat dengannya.
Soekarno, dengan pidato-pidatonya yang penuh semangat, selalu mampu memotivasi rakyat Indonesia dan membela kedaulatan negara di mata dunia.
Namun, seperti kata pepatah, “tiada gading yang tak retak.” Presiden Soekarno, meskipun telah memberikan banyak jasa besar kepada negara, juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Di balik semangat juangnya, Soekarno pernah mengambil kebijakan keras terhadap para tokoh berpengaruh yang berlawanan dengannya
Berikut adalah empat tokoh penting yang mendekam di balik penjara tanpa proses peradilan dan bahkan ada yang meninggal dunia akibat tindakan represif Soekarno:
1. Sutan Syahrir
Sebelum Indonesia merdeka, Sutan Syahrir adalah sahabat perjuangan Soekarno.
Ia juga berperan dalam membangun Indonesia pasca kemerdekaan. Sutan Syahrir bahkan menjadi menteri termuda di dunia pada usia 36 tahun dan pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan Luar Negeri.
Namun, kariernya berakhir tragis ketika ia terlibat dalam kasus Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang dianggap sebagai pemberontakan oleh pemerintah Orde Lama.
Soekarno akhirnya membubarkan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang didirikan Sutan Syahrir dan memenjarakannya tanpa proses peradilan.
Sutan Syahrir meninggal dunia sebagai tawanan politik pada tahun 1966 setelah tiga tahun dipenjara.
2. Mochtar Lubis
Mochtar Lubis, seorang jurnalis dan pengarang terkenal, dijebloskan ke dalam penjara oleh Soekarno karena kritis terhadap rezim dan memilih independen daripada mendukung pemerintahan.
Ia dipenjara selama sembilan tahun tanpa peradilan, mulai dari tahun 1960 hingga 1969.
Lubis adalah salah satu figur yang berani mengungkapkan kebenaran melalui jurnalismenya.
3. Buya Hamka
Buya Hamka, seorang ulama terkemuka dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama, berkonflik dengan Soekarno karena ketidaksetujuannya terhadap sistem demokrasi terpimpin dan konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom) yang dicanangkan Soekarno.
Akibatnya, Buya Hamka dipenjara dari tahun 1964 hingga 1966.
Namun, meski pernah menjadi tahanan politik, Soekarno menginstruksikan agar Buya Hamka menjadi imam solat jenazahnya pada akhir hayatnya, menunjukkan jiwa pemaafnya.
4. Pramoedya Ananta Toer
Pram, seorang sastrawan besar Indonesia, juga mengalami penjara pada masa pemerintahan Soekarno.
Ia dipenjara selama satu tahun karena sikap kritisnya terhadap kebijakan Soekarno yang diekspresikan dalam tulisannya.
Menggali lebih dalam sisi manusiawi dari tokoh bersejarah seperti Presiden Soekarno, kita belajar bahwa meskipun memiliki prestasi dan semangat yang luar biasa, mereka juga memiliki kelemahan.
Menciptakan narasi yang lebih menyeluruh tentang sosok Soekarno adalah cara untuk menghormati sejarah dan belajar dari masa lalu, sambil tetap mengingat kontribusinya yang besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.(*)
Editor : Zahra Khairina