Ilustrasi (pixabay) |
AchehNetwork.com – Impian masyarakat untuk menikmati perjalanan tol trans Sumatera dari Medan hingga ke Aceh tampaknya harus menunggu lebih lama.
Pemerintah baru-baru ini mengumumkan pencoretan beberapa ruas proyek pembangunan tol trans Sumatera dari daftar proyek strategis nasional (PSN), yang berarti proyek-proyek ini tidak akan dilanjutkan.
Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang menjelaskan bahwa beberapa proyek dihentikan karena belum memulai konstruksi dan belum mendapatkan alokasi anggaran dari APBN.
Salah satu proyek yang terkena dampak adalah tol Kisaran-Rantauprapat, tol Langsa-Lhokseumawe, tol Lhokseumawe-Sigli, dan tol Dumai-Sigambal-Rantauprapat.
Dalam daftar tersebut, dua ruas tol terakhir merupakan bagian dari proyek tol Medan Aceh, yang merupakan bagian integral dari jaringan jalan tol trans Sumatera.
Namun, ada kabar baik mengenai progres pembangunan beberapa ruas tol di Aceh.
Ruas tol Sigli-Banda Aceh telah mencapai kemajuan yang signifikan, dengan sebagian besar selesai dibangun.
Dari total 6 seksi sepanjang 74,5 kilometer, sejumlah seksi telah beroperasi, termasuk Seksi 2 hingga Seksi 6. Seksi 2 Seulimeum-Jantho, Seksi 3 Jantho-Indrapuri, Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang, dan Seksi 5 serta 6 Blang Bintang-Baitussalam telah berhasil dioperasikan, membawa harapan bagi pengembangan infrastruktur di Aceh.
Tol Sigli-Lhokseumawe di Aceh akan menghubungkan beberapa daerah, seperti Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireun, dan Kota Lhokseumawe. Sementara itu, tol Langsa-Lhokseumawe dengan panjang 130 kilometer telah dirancang untuk menghubungkan kawasan-kawasan penting di Aceh.
Di Provinsi Sumatera Utara, proyek tol Binjai-Langsa terus dikerjakan. Dengan total panjang mencapai 130,9 kilometer, tahap pertama proyek ini meliputi Binjai-Stabat dan Stabat-Pangkalan Brandan.
Pembangunan ruas tol ini hampir mencapai wilayah Aceh, menawarkan harapan bagi konektivitas lebih baik di wilayah tersebut.
Terakhir, tol Medan-Binjai telah beroperasi sejak Oktober 2017 dan telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.
Dengan berbagai proyek ini, harapannya adalah bahwa konektivitas antara Medan dan Aceh akan terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama, meskipun beberapa proyek harus menunggu alokasi anggaran yang cukup.(*)