Tradisi Maulid Nabi yang Meriah di Bumi Serambi Mekah: Uniknya Kenduri "Molôd" di Aceh - Acheh Network

Tradisi Maulid Nabi yang Meriah di Bumi Serambi Mekah: Uniknya Kenduri “Molôd” di Aceh

Kamis, 28 September 2023 - 15:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi Maulid Nabi, Molod Aceh, Perayaan Maulid, Kenduri Maulid, Momen Sakral Aceh, Maulid di Aceh
Ilustrasi (pixabay)

AchehNetwork.com – Provinsi Aceh, dikenal sebagai Bumi Serambi Mekah, merupakan daerah yang kental dengan tradisi Islam.

Saat momen penting seperti perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, Aceh memiliki tradisi unik dan meriah yang menggambarkan kesetiaan dan kecintaan umat Muslim Aceh kepada Nabi.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh, disebut sebagai “Molôd,” menjadi salah satu perayaan paling sakral bagi masyarakat setempat.

Momen ini diisi dengan kenduri besar yang melibatkan anak-anak yatim dan sanak saudara.

Yang membuat perayaan Maulid di Aceh menjadi lebih unik adalah lamanya perayaan tersebut.

Berbeda dari sebagian besar tempat lain yang merayakan pada tanggal-tanggal tertentu, perayaan Maulid di Aceh berlangsung selama 4 bulan berturut-turut.

Tradisinya dimulai pada Rabiul Awal, dilanjutkan dengan Rabiul Akhir, dan kemudian Jumadil Awal. 

Setiap fase perayaan ini memiliki nama khusus dalam bahasa Aceh, seperti “Molôd Awai,” “Molôd Teungöh,” dan “Molôd Akhé.”

Selama perayaan Maulid ini, masyarakat Aceh mengadakan kenduri besar yang melibatkan semua lapisan masyarakat.

Bagi mereka yang mampu, mengadakan kenduri berarti mengundang anak yatim dan semua orang yang berkumpul di masjid atau meunasah (tempat ibadah setempat).

Baca Juga :  4 Julukan Unik untuk Indonesia di Mata Dunia, Berikut Alasannya

Uniknya, makanan dalam kenduri ini diangkut dalam wadah khusus berbentuk silinder yang disebut “dalông.” Dalông ini berisi nasi beserta lauk-pauknya.

Menu kenduri Maulid di Aceh sangat istimewa. Salah satu hidangan khasnya adalah “bu kulah” atau nasi kulah, yang dimasak dengan berbagai bumbu seperti cengkeh, kapulaga, dan rempah-rempah khas Aceh lainnya.

Bu Kulah ini dibungkus dalam daun pisang yang telah dilewatkan di atas bara panas, memberikan cita rasa khas Timur Tengah dan India.

Selain Bu Kulah, hidangan lainnya yang sangat spesial adalah “Kuah pacri.”

Kuah ini terdiri dari nanas yang dimasak dalam kuah encer dengan campuran rempah-rempah seperti cengkeh, kapulaga, cabai merah, dan daun pandan untuk aroma khas.

Menu-menu lainnya meliputi berbagai jenis daging seperti sapi, kambing, ayam, dan bebek.

Selama kenduri Maulid, hidangan khusus juga disajikan, seperti “Bu lukat” atau nasi ketan yang dibalut dalam topeng kelapa yang telah digongseng dengan gula dan diletakkan di atas daun pisang dalam bentuk limas.

Baca Juga :  79 Negara yang Menawarkan Bebas Visa untuk Pemilik Paspor Indonesia

Sebelum menyantap hidangan Maulid, masyarakat Aceh berkumpul untuk berdzikir dan berdoa, serta melantunkan shalawat.

Setiap perayaan Maulid di Aceh, kenduri diadakan pada siang hari dan dilanjutkan dengan ceramah agama pada malam hari.

Tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh bukan hanya mencerminkan kecintaan kepada Nabi Muhammad S.A.W, tetapi juga menjadi bagian integral dari budaya dan sejarah Aceh.

Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan memiliki dasar sejarah yang kuat, seperti yang tercatat dalam surat wasiat Sultan Aceh pada tahun 1507.

Dengan semangat dan kecintaan yang tinggi, masyarakat Aceh menjalankan tradisi ini dengan penuh kegembiraan, menjadikannya perayaan yang membawa perubahan positif dalam kehidupan manusia dan mempererat tali silaturahmi di antara desa-desa Aceh.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Aceh adalah bukti nyata dari kekayaan budaya dan keimanan yang mendalam di Bumi Serambi Mekah.(*)

Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di Google News

Artikel Terkait

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun
20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:13 WIB

20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

Berita Terkini