Misteri Asal-Usul Suku Gayo: Jejak Sejarah di Tanah Rencong - Acheh Network

Misteri Asal-Usul Suku Gayo: Jejak Sejarah di Tanah Rencong

Jumat, 1 September 2023 - 16:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asal-Usul Suku Gayo
(Foto: adatnusantara.com)



AchehNetwork.com – Suku Gayo, salah satu suku minoritas terbesar yang menetap di pedalaman Aceh, menghadirkan misteri yang menarik seputar asal-usul mereka.

Meskipun banyak pendapat yang berbeda-beda, kita akan menjelajahi beberapa teori dan legenda yang berkaitan dengan asal mula suku Gayo.

Arti Nama “Gayo”

Salah satu interpretasi nama “Gayo” berasal dari seorang pakar asal Brunei Darussalam, Prof. Dr. Burhanuddin.

Dia berpendapat bahwa dalam bahasa Melayu Brunei Darussalam dan Malaysia, kata “Gayo” memiliki arti “indah” dan seharusnya hanya digunakan dalam upacara-upacara tertentu.

Namun, terdapat pula sumber-sumber yang menghubungkan kata “Gayo” dengan kata “garib” atau “gaib,” terkait dengan datangnya leluhur suku Gayo pertama kali ke wilayah ini.

Mereka dipimpin oleh sosok yang datang tanpa wujud fisik yang terlihat, namun suaranya terdengar. 

Ada juga yang mengaitkan kata “Gayo” dengan “dagroian,” yang berasal dari “drang-gayu,” yang berarti “orang Gayo.”

Baca Juga :  Tanggal 20 Oktober Hari Apa? Berikut Fakta Menarik: Perayaan Hari-Hari Khusus di Seluruh Dunia

Ada juga sebutan “pegayon,” yang merujuk pada mata air yang jernih.

Asal-Usul Suku Gayo

Berdasarkan berbagai literatur dan cerita turun-temurun, serta diskusi dengan tokoh-tokoh suku Gayo, ada kesimpulan umum bahwa leluhur masyarakat Gayo berasal dari Asia, tepatnya dari wilayah selatan Tiongkok, Yunan Utara di lembah hulu Sungai Yang Tze Kig.

Mereka bermigrasi ke selatan dan akhirnya mencapai daerah Hindia Belakang (Vietnam).

Suku Gayo adalah bagian dari rumpun bangsa Austronesia yang termasuk dalam ras Melayu Mongoloid.

Mereka pertama kali bermigrasi ke Indonesia pada gelombang migrasi pertama, sekitar tahun 2000 SM hingga 2500 SM.

Leluhur suku Gayo memasuki wilayah Indonesia melalui Semenanjung Melayu dan memasuki Sumatera membawa kebudayaan Neolithikum.

Baca Juga :  5 Daerah Paling Bersih di Provinsi Aceh, Daerah Manakah yang Menempati Peringkat Pertama?

Mereka memasuki Tanah Gayo melalui dua jalur utama:

  1. Melalui muara Sungai Peusangan yang mengalir ke Danau Laut Tawar, sehingga mereka disebut “pegayon” (air mata yang jernih).
  2. Melalui jalur Sungai Jambur Aye (jambo aye), yang menyebabkan mereka bergerak lebih jauh ke pedalaman wilayah Aceh.

Selama berabad-abad, terjadi interaksi dan pembauran dengan pendatang baru yang menetap di Tanah Gayo, seperti keturunan Persia, pengungsi dari wilayah kerajaan Majapahit, masyarakat Batak Karo, dan pekerja migran dari luar daerah, terutama Jawa.

Dengan berjalannya waktu dan adanya interaksi ini, masyarakat Gayo yang ada sekarang tumbuh dan berkembang melalui percampuran budaya, ciri-ciri fisik yang beragam, dan perkawinan antarbudaya. 

Sejarah panjang mereka di Tanah Gayo menghadirkan keberagaman yang kaya dan misteri yang menginspirasi untuk terus menjelajahi akar-akar budaya mereka.(*)

Artikel Terkait

Greenland: Gerbang Perang Dunia III – Amerika, Rusia, China, Denmark, dan Uni Eropa
Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Kamis, 23 Januari 2025 - 17:31 WIB

Greenland: Gerbang Perang Dunia III – Amerika, Rusia, China, Denmark, dan Uni Eropa

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Berita Terkini