Yuk! Kenalkan Suku Pakpak dan Marganya, Salah Satu Suku Asli di Aceh yang Ada di Aceh Singkil dan Subulussalam - Acheh Network

Yuk! Kenalkan Suku Pakpak dan Marganya, Salah Satu Suku Asli di Aceh yang Ada di Aceh Singkil dan Subulussalam

Rabu, 30 Agustus 2023 - 15:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batak Pakpak, Budaya Utara Sumatra, Sulang Silima, Warisan Budaya, Tradisi Pakpak, Sub-etnis Batak, Marga Pakpak, Upacara Adat Pakpak
Pakaian Adat Suku Pakpak (sultansinindonesieblog.wordpress.com)

 

AchehNetwork.com – Pulau Sumatra yang memukau dengan keberagaman budaya etnisnya, juga menjadi rumah bagi Batak Pakpak atau Kalak Batak Pakpak, sebuah kelompok etnis yang berada di bagian utara pulau ini.

Orang-orang Pakpak tersebar di wilayah-wilayah Provinsi Sumatera Utara dan Aceh, menghiasi Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Tengah, serta sebagian wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

 

Keberagaman dalam Satu Identitas

Etnis Batak Pakpak memiliki ciri khas yang tak tertandingi.

Dalam masyarakat setempat, mereka dikenal sebagai Pakpak Silima Suak, yang terdiri dari lima sub-etnis, yaitu:

 

  1. Pakpak Klasen, yang menempati wilayah Parlilitan di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Manduamas di Kabupaten Tapanuli Tengah.
  2. Pakpak Simsim, yang menjalani kehidupan di Kabupaten Pakpak Bharat.
  3. Pakpak Pegagan, yang menetap di Sumbul dan sekitarnya di Kabupaten Dairi.
  4. Pakpak Keppas, yang berdiam di sekitar Kota Sidikalang, Kabupaten Dairi.
  5. Pakpak Boang, kelompok yang menghuni wilayah Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Penting dicatat bahwa masyarakat Pakpak menganggap suku Singkil sebagai Pakpak Boang, sementara suku Singkil mengklaim identitas etnis mereka sendiri.

 

 

Kekayaan dalam Nama

Marga atau nama keluarga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Pakpak. Beberapa di antara marga-marga yang menghiasi komunitas ini meliputi:

  • Anakampun
  • Angkat
  • Bako
  • Bancin
  • Banurea/Banuarea
  • Berampu
  • Berasa/Barasa
  • Beringin/Baringin
  • Berutu/Barutu
  • Bintang
  • Boangmanalu
  • Capah
  • Cibro
  • Dabutar
  • Gajah/Gaja
  • Gajah Manik
  • Kebeaken
  • Kesogihen
  • Kaloko/Keloko
  • Kombih
  • Kudadiri
  • Lembeng
  • Lingga
  • Maha
  • Maharaja
  • Manik Kecupak
  • Manik Pegagan
  • Matanari
  • Meka/Meha
  • Maibang
  • Mungkur
  • Munthe
  • Padang
  • Padang Batanghari
  • Pardosi
  • Pasi
  • Penarik
  • Pinayungan
  • Sigalingging
  • Sagala
  • Sambo
  • Saraan
  • Siketang
  • Sinamo
  • Sitakar
  • Solin
  • Saing
  • Tendang
  • Tinambunan
  • Tindaon
  • Tinendung
  • Tumangger/Tumanggor
  • Turuten/Turutan
  • Ujung
  • Ujung Saribu
Baca Juga :  Misteri dan Keajaiban Candi Dieng: Jejak Mendalam Warisan Spiritual di Tengah Pesona Alam Jawa Tengah

Nama-nama ini bukan hanya sekadar penanda, tetapi juga merupakan warisan budaya yang mencerminkan sejarah dan kepribadian suku Pakpak.

 

 

Keharmonisan dalam Sulang Silima

Struktur sosial masyarakat Pakpak diikat oleh prinsip Sulang Silima, yang terdiri dari lima unsur penting:

 

  1. Sinina tertua (perisang-isang), adalah keturunan atau generasi tertua.
  2. Sinina penengah (pertulan tengah), adalah keturunan atau generasi di tengah.
  3. Sinina terbungsu (perekur-ekur), adalah keturunan termuda.
  4. Berru, adalah kerabat penerima gadis.
  5. Puang, adalah kerabat pemberi gadis.

Elemen-elemen ini memiliki peran vital dalam pengambilan keputusan, baik dalam konteks kekerabatan, upacara adat, maupun urusan komunitas.

Keberadaan kelima unsur ini menjadi syarat mutlak untuk pengambilan keputusan yang diakui sebagai sah menurut adat.

Baca Juga :  Berikut Daftar Paspor Terlemah di Dunia 2024: Afganistan di Posisi Terbawah, Bagaimana dengan Indonesia?

 

Mengabadikan Tradisi Lewat Kerja-kerja

Tradisi dan budaya Pakpak tercermin dalam serangkaian upacara adat yang dikenal sebagai kerja-kerja. Dalam bahasa sehari-hari, upacara ini juga bisa disebut sebagai “pesta.”

 

Kerja-kerja ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

1. Kerja baik, yaitu upacara yang berkaitan dengan kegembiraan, seperti Merbayo (upacara perkawinan), menanda tahun (upacara menanam padi), dan merkottas (upacara memulai pekerjaan berisiko tinggi).

2. Kerja jahat, yaitu upacara yang berkaitan dengan suasana hati yang kurang gembira, seperti mengrumbang dan upacara mate ncayur ntua (upacara kematian).

 

Dengan demikian, warisan budaya dan tradisi Pakpak terus hidup melalui ritus-ritus berharga ini.

 

 

Keanekaragaman yang Dijaga

Batak Pakpak adalah cerminan kekayaan budaya dan etnis di Indonesia.

Melalui keberagaman sub-etnis, marga, dan tradisi Sulang Silima, masyarakat ini mempertahankan keunikan dan keindahan warisan nenek moyang mereka.

Dalam setiap kerja baik dan kerja jahat yang mereka rayakan, serta dalam setiap nama marga yang mereka sandang, terdapat kisah-kisah berharga yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, sekaligus mewarnai masa depan mereka yang penuh harapan.(*)

Editor : ADM Acheh Network

Artikel Terkait

Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia
Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia
Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua
Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen
10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar
Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek
Kisah Lima Matahari dalam Mitologi Suku Aztek: Penciptaan Dunia dan Kiamat yang Berulang
Dari Penjara ke Kemenangan: Kisah Perjalanan Abu Muhammad al-Jaulani

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 17:33 WIB

Tommy Soeharto dan Misteri Pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita: Skandal Besar yang Mengguncang Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:29 WIB

Awal Mula Hancurnya Negara Suriah: Pelajaran yang Bisa Dipetik untuk Indonesia

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:43 WIB

Tradisi Bakar Batu: Ritual Adat Penuh Makna di Pegunungan Papua

Kamis, 30 Januari 2025 - 15:24 WIB

Skandal Polisi Rahasia Cina yang Terbongkar: Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Agen

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:48 WIB

10 Maskapai LCC dengan Ketepatan Waktu Terbaik di Dunia 2024, Indonesia AirAsia Masuk 10 Besar

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:51 WIB

Aztec Death Whistle: Peluit Mengerikan yang Menyeramkan dengan Suara Jeritan Manusia dan Sejarah Peradaban Aztek

Rabu, 29 Januari 2025 - 16:29 WIB

Kisah Lima Matahari dalam Mitologi Suku Aztek: Penciptaan Dunia dan Kiamat yang Berulang

Rabu, 29 Januari 2025 - 14:46 WIB

Dari Penjara ke Kemenangan: Kisah Perjalanan Abu Muhammad al-Jaulani

Berita Terkini