Menggali Kearifan Lokal: Aneuk Jamee, Komunitas Multikultural di Pesisir Aceh Selatan - Acheh Network

Menggali Kearifan Lokal: Aneuk Jamee, Komunitas Multikultural di Pesisir Aceh Selatan

Kamis, 10 Agustus 2023 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aneuk Jamee, Sejarah Aneuk jamee, Suku Minangkabau, Aceh selatan, sejarah Aceh Selatan, Asal Usul Aneuk Jamee
Peta penyebaran orang Minang

Achehnetwork.com – Pesisir barat Nanggroe Aceh Darussalam, selain menawarkan panorama alam yang memesona, juga menghadirkan cerita unik tentang keragaman budaya yang tak ternilai harganya. 

Di antara riak-riak ombak dan sinar matahari yang membelah cakrawala, terhampar kelompok masyarakat yang memikat dengan jejak sejarahnya – mereka adalah Aneuk Jamee.

Menyebar sepanjang garis pantai, Aneuk Jamee menjadi lambang kekayaan multikulturalisme yang mewarnai daerah Tanah Rencong.

Bukan hanya sekadar bahasa, Aneuk Jamee mengajak kita menjelajah ke dalam lapisan kebudayaan yang tak tergantikan.

Diyakini memiliki akar dari dialek bahasa Minangkabau, Bahasa Jamee memiliki pesona sendiri yang memikat hati. Meskipun memiliki keterkaitan, Bahasa Jamee membentuk identitas uniknya yang membedakannya.

Harmoni dengan Bahasa Aceh menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, mengalir di daerah-daerah seperti Kluet Selatan, Tapaktuan, Blangpidie, dan Susoh, di mana kedua bahasa ini saling berpadu dalam komunikasi sehari-hari masyarakat.

Namun, Aneuk Jamee tak hanya mencirikan dirinya melalui bahasa. Ia mengakar dalam kehidupan masyarakat di sepanjang pesisir Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan sekitar Meulaboh.

Baca Juga :  4 Fakta Menarik Tentang Piramida Toba yang Tak Sengaja Ditemukan, Keajaiban Tersembunyi yang Membangkitkan Misteri

Sepanjang garis pantai selatan Aceh, dari Kecamatan Kluet Selatan hingga Aceh Barat Daya, masyarakat Aneuk Jamee menjalankan perannya.

Tidak terbatas pada satu profesi, mereka telah membaur dalam berbagai lapisan masyarakat, membentuk mozaik yang semakin memperkaya Tanah Rencong.

Namun, daya tarik Aneuk Jamee tak terjalin dalam satu simpul saja. Ia terus berjalan, meresap di tengah-tengah masyarakat Aceh, menciptakan kolaborasi bahasa yang memesona.

Di sebuah kecamatan, seperti contohnya, masyarakat Aneuk Jamee dan Aceh hidup berdampingan, membawa harmoni yang menyejukkan.

Walau variasi ini terlihat nyata di tingkat desa, namun di sana kita menemukan kekayaan dalam keberagaman bahasa, yang merajut Bahasa Aceh dan Jamee/Minang dengan apik.

Sejarah memegang peranan penting dalam membentuk interaksi ini. Kadangkala, hubungan keluarga membawa Bahasa Aceh ke desa lain, atau bahkan sebaliknya.

Terkecuali di Kecamatan Tapaktuan, dimana mayoritas penduduk asli adalah Aneuk Jamee, kecuali mereka yang pindah dari kecamatan lain untuk alasan pekerjaan dan menetap.

Aceh Selatan memiliki 18 kecamatan, dan sebagian di antaranya belum tersentuh oleh kehadiran Aneuk Jamee.

Baca Juga :  Jangan hanya Mengenal Bentuk, Berikut Sejarah Jam Gadang yang Menjadi Ikon Bukittinggi yang Merentang Waktu

Komunitas ini lebih mendominasi di beberapa kecamatan khusus, seperti Blang Pidie, Susoh, Tangan-Tangan, Labuhan Haji, Sama Dua, dan terutama Tapaktuan yang hampir seluruhnya dihuni oleh komunitas Aneuk Jamee.

Namun, satu tempat memiliki daya tarik yang sangat khas, yakni Mukim Kandang di Kecamatan Kluet Selatan. Di sini, Aneuk Jamee berkumpul dalam harmoni yang memikat.

Meski kehadirannya lebih terfokus di mukim ini, pengaruh Aneuk Jamee terasa dalam berbagai aspek. Bahkan di hari-hari biasa, seperti pasar Uroe Pekan, keragaman bahasa tercermin jelas: Aceh, Jamee, dan Kluet.

Melalui perbauran bahasa ini, mereka mampu berkomunikasi dengan lancar, membuktikan bahwa bahasa tak menghalangi untuk hidup berdampingan.

Kaya akan warisan budaya, Aneuk Jamee juga menjadi rumah bagi pahlawan Aceh, T. Cut Ali. Di tepi Krueng Kluet, tepatnya di kelurahan Suak Bakong, ibukota Kecamatan Kluet Selatan, warisan ini tetap teguh berdiri, memberikan inspirasi bagi masa depan yang inklusif dan cerah.(*)

Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di GOOGLE NEWS

Artikel Terkait

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun
20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:13 WIB

20 Tahun Berlalu Gempa dan Tsunami Dahsyat 26 Desember 2004 di Aceh dan Dunia

Berita Terkini