5 Keunikan Garangan: Karnivora Cerdik yang Tak Kenal Takut Pada Ular Berbisa - Acheh Network

5 Keunikan Garangan: Karnivora Cerdik yang Tak Kenal Takut Pada Ular Berbisa

Kamis, 17 Agustus 2023 - 14:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Garangan, Herpestidae, karnivora, keberanian melawan ular berbisa
Seekor banded mongoose yang sedang menyalak dan menunjukkan gigi-giginya. (pixabay.com/antonytrivet)

Achehnetwork.com, Education – Garangan (Herpestidae), keluarga mamalia berukuran kecil hingga sedang, menghuni berbagai wilayah di seluruh dunia, terutama di Afrika, namun juga dapat ditemukan di Asia dan Eropa bagian selatan.

Mereka memiliki kedekatan evolusi dengan beberapa hewan lain seperti genet, musang, dan fossa.

Keluarga hewan ini memiliki ciri-ciri umum berupa bulu berwarna abu-abu dan coklat, hidung yang runcing, kaki yang pendek, telinga berukuran kecil, dan ekor yang panjang.

Garangan tersebar di beragam habitat yang meliputi padang pasir di Mesir, hutan tropis di Madagaskar dan Asia, serta daerah-daerah dekat perairan.

Selain itu, ada fakta menarik tentang cara hidup garangan yang patut diperhatikan. Bahkan, beberapa di antaranya mungkin akan memukau Anda.

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai hal ini!

1. Keanekaragaman Jenis Garangan yang Menakjubkan

Dikarenakan persebarannya yang luas, garangan memiliki keanekaragaman jenis yang mengagumkan. Terdapat sekitar 30 spesies berbeda dalam keluarga Herpestidae ini.

Yang menarik, variasi jenis ini membawa perbedaan dalam gaya hidup mereka. Ada garangan yang memilih untuk tinggal di pepohonan, sementara lainnya hidup semi-akuatik.

Ukuran tubuh mereka juga bervariasi. Garangan Mesir, yang merupakan jenis terbesar, dapat mencapai panjang 60 cm, sementara garangan kerdil hanya tumbuh sekitar 18 cm.

2. Karnivora Cerdik dengan Selera Makan yang Fleksibel

Pada dasarnya, garangan adalah pemakan daging yang utama. Mereka memangsa hewan pengerat, burung, reptil, serangga, bahkan kodok.

Baca Juga :  Mengenal Ikan Tripod: Ikan Unik yang Berdiri dalam Lautan yang Dalam

Namun, mereka juga termasuk hewan cerdik yang fleksibel dalam mencari makanan. Beberapa jenis garangan juga suka mengonsumsi buah-buahan dan telur burung.

Dalam berburu, mereka mengandalkan kekuatan gigitan dan kecepatan tubuh untuk mengejar mangsa. 

Ketika dihadapkan pada makanan dengan cangkang keras, seperti telur atau kepiting, mereka menggunakan batu untuk membuka cangkang tersebut.

3. Komunikasi yang Rumit dalam Kelompok

Beberapa jenis garangan hidup soliter atau dalam pasangan, sementara yang lainnya membentuk kelompok besar seperti meerkat, garangan kerdil, dan banded mongoose.

Jenis garangan yang hidup berkelompok memiliki sistem komunikasi yang kompleks. Sebagai contoh, meerkat memiliki lebih dari 10 panggilan yang berbeda untuk berkomunikasi di dalam kelompoknya. 

Panggilan-panggilan ini termasuk bergumam, mengerang, menggonggong, hingga suara mirip meludah. 

Suara-suara ini memiliki makna yang beragam, mulai dari peringatan akan bahaya, panggilan untuk berkumpul, interaksi sosial, sinyal berburu, hingga pencarian pasangan.

4. Keberanian Melawan Ular Berbisa

Salah satu hal menarik tentang garangan, terutama dalam genus Herpestes, adalah ketidakgentarannya terhadap ular berbisa, seperti kobra.

Bahkan, beberapa jenis garangan memangsa ular sebagai bagian dari pola makan sehari-hari. 

Keberanian mereka dalam menghadapi ular berbisa tidak datang tanpa alasan. Garangan menggunakan kelincahan dan kekuatan gigitannya untuk mengatasi ular berbisa.

Baca Juga :  Sejarah Upaya dan Usaha Kesultanan Aceh Membebaskan Wilayah Malaka dari Penjajahan Portugis

Mereka menyerang saat ular lemah atau meleset dalam serangan, lalu menerkam kepala ular untuk menaklukkan dan membunuhnya.

Selain itu, beberapa jenis garangan memiliki sistem kekebalan terhadap neurotoksin dalam bisa ular, membuatnya lebih tahan terhadap racun tersebut.

5. Dampak Pemindahan Terhadap Habitat Lain

Kehadiran garangan di habitat aslinya membantu mengendalikan populasi hewan pengerat, menjadikannya alat bantu dalam ekosistem.

Namun, upaya memindahkan beberapa jenis garangan, terutama garangan jawa, ke habitat lain seperti Hawaii, Okinawa, Fiji, dan pulau-pulau Karibia, tidak selalu berhasil.

Bahkan, ada kasus di mana garangan justru merusak ekosistem baru tersebut.

Garangan jawa yang diperkenalkan ke beberapa tempat ini membahayakan hewan-hewan endemik, terutama burung.

Sebagai respons, beberapa negara melarang pemindahan garangan jawa, seperti Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Meskipun garangan memiliki peran penting dalam pengendalian populasi hama, pengaruh mereka terhadap ekosistem bisa menjadi kompleks dan memerlukan pertimbangan yang cermat.

Dengan keunikan dan keberanian mereka, garangan tetap menjadi salah satu contoh menarik dalam keragaman satwa liar dunia.

Siapa sangka, makhluk sekecil mereka memiliki dampak yang luar biasa dalam ekosistem yang mereka huni.(*)

Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di GOOGLE NEWS

Ikuti kami di Fb Acheh Network Media

Artikel Terkait

Greenland: Gerbang Perang Dunia III – Amerika, Rusia, China, Denmark, dan Uni Eropa
Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024
Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik
Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi
Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!
Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia
Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda
Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Kamis, 23 Januari 2025 - 17:31 WIB

Greenland: Gerbang Perang Dunia III – Amerika, Rusia, China, Denmark, dan Uni Eropa

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:29 WIB

Transformasi Suriah: Perubahan Pemerintahan dan Bendera Nasional di Tahun 2024

Minggu, 5 Januari 2025 - 22:54 WIB

Menyingkap Kisah Minoritas Syiah Sekte Alawi di Suriah: Dari Kejayaan hingga Perjuangan di Tengah Konflik

Kamis, 2 Januari 2025 - 01:01 WIB

Menguak 3 Alasan Jepang Menjajah Indonesia: Kepentingan Perang hingga Ekonomi

Jumat, 27 Desember 2024 - 18:42 WIB

Daftar 10 Kota dengan UMP Tertinggi di Indonesia pada 2025: Jakarta Tetap di Puncak!

Jumat, 27 Desember 2024 - 16:49 WIB

Suriah: Menyingkap Kekayaan Sejarah di Tanah Peradaban Dunia

Minggu, 22 Desember 2024 - 20:55 WIB

Tragedi Kematian Meurah Pupok: Pengkhianatan, Konspirasi, dan Penyesalan Sultan Iskandar Muda

Sabtu, 21 Desember 2024 - 22:20 WIB

Concorde: Ikon Pesawat Supersonik yang Mengubah Sejarah Penerbangan Dunia yang Telah Pensiun

Berita Terkini