ACHEHNETWORK.COM – Sejumlah negara yang sebelumnya memutus hubungan diplomatik dengan Suriah selama pemerintahan Presiden Bashar al-Assad kini mulai kembali menjalin hubungan dengan pemerintah sementara yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Golani, pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Setelah lebih dari satu dekade, Turki dan Qatar membuka kembali kedutaan besar mereka di Damaskus.
Sementara itu, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah memulai kontak langsung meskipun HTS masih dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara Barat tersebut.
Kembalinya Diplomasi Timur Tengah
Delegasi Qatar tiba di Damaskus pada Minggu (15/12/2024) untuk bertemu dengan pejabat pemerintah transisi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan memperkuat dukungan terhadap rakyat Suriah setelah keberhasilan revolusi yang menggulingkan rezim Assad.
Kedutaan Besar Qatar dijadwalkan beroperasi kembali pada Selasa (17/12/2024) setelah ditutup selama 13 tahun sejak awal pemberontakan tahun 2011.
Senada dengan Qatar, Turki membuka kembali kedutaannya pada Sabtu (14/12/2024).
Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, menegaskan komitmen Ankara untuk memberikan dukungan militer dan kemanusiaan kepada pemerintahan transisi di Suriah.
Respons Negara-Negara Barat
Inggris, melalui Menteri Luar Negeri David Lammy, menyatakan bahwa mereka telah menjalin komunikasi dengan pemerintah sementara Suriah yang dipimpin HTS.
Meski demikian, Inggris tetap menggolongkan HTS sebagai organisasi teroris.
Serupa, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengakui adanya kontak langsung dengan HTS, meskipun status mereka sebagai kelompok teroris tidak berubah.
Perancis juga dijadwalkan mengirimkan delegasi diplomatik untuk bertemu otoritas baru Suriah pada Selasa mendatang.
Pertemuan ini bertujuan mengevaluasi kebutuhan mendesak penduduk Suriah yang terdampak perang selama lebih dari satu dekade.
Peran PBB dan Tantangan Rekonstruksi
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, tiba di Damaskus pada Minggu dan bertemu dengan Al-Golani untuk membahas rencana keadilan serta akuntabilitas atas kejahatan perang yang terjadi selama pemerintahan Assad.
Pedersen juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan bantuan internasional kepada rakyat Suriah yang masih mengalami kesulitan akibat hancurnya infrastruktur, ekonomi, dan struktur sosial.
Kondisi ekonomi Suriah berada di titik nadir, dengan banyak warga kini menggunakan mata uang Turki, lira, yang sebelumnya dilarang di bawah pemerintahan Assad.
Jatuhnya Rezim Assad…
Halaman Selanjutnya..
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : Zahra Khairina