ACHEHNETWORK.COM – Cina dan Amerika Serikat adalah dua negara adidaya yang memiliki dampak besar di dunia, terutama dalam aspek ekonomi dan geopolitik.
Bagi Indonesia, hubungan baik dengan kedua negara ini menjadi prioritas penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional.
Namun, mempertahankan keseimbangan antara dua negara yang memiliki persaingan dan konflik kepentingan bukanlah perkara mudah.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi unik.
Sumber daya alam yang melimpah dan pasar domestik yang besar membuatnya menjadi magnet bagi dua raksasa ekonomi dunia, Cina dan Amerika Serikat.
Kedua negara ini berperan penting dalam pembangunan Indonesia, baik sebagai mitra dagang maupun investor.
Pada tahun 2023, hubungan dagang Indonesia dan Cina mencapai angka luar biasa, melampaui 100 miliar USD.
Tak hanya itu, Cina telah menjadi investor asing terbesar kedua di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, dengan total investasi mencapai 7,4 miliar USD pada 2023.
Salah satu proyek unggulan dari investasi ini adalah kereta cepat Jakarta-Bandung, proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara yang membantu mewujudkan ambisi Indonesia.
Di sisi lain, Amerika Serikat memiliki peran berbeda. Indonesia melihat Amerika Serikat sebagai mitra keamanan utama, yang tercermin dalam lebih dari 220 kegiatan pertahanan yang diadakan bersama setiap tahunnya, mulai dari latihan militer skala kecil hingga latihan bilateral besar seperti Super Garuda Shield.
Kerja sama pertahanan ini mempererat hubungan kedua negara tahun demi tahun.
Pengaruh ekonomi dan keamanan dari dua negara ini memperjelas bahwa Indonesia harus mencari cara untuk menjaga keseimbangan antara Cina dan Amerika Serikat.
Untuk mencapai mimpi menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat, Indonesia perlu membangun infrastruktur modern, meningkatkan industri manufaktur, dan mengeksplorasi potensi sumber daya alam, seperti nikel yang diperkirakan sebagai cadangan terbesar di dunia.
Dengan cadangan nikel ini, Indonesia berambisi menjadi produsen utama baterai kendaraan listrik dunia, sebuah industri yang menjadi incaran Cina dan Amerika Serikat.
Sejak Presiden Joko Widodo melarang ekspor nikel mentah untuk membangun industri pengolahan di dalam negeri, kapasitas peleburannya meningkat pesat dari hanya sekitar 16 juta ton per tahun pada 2018 menjadi lebih dari 100 juta ton per tahun pada 2023.
Kini, Indonesia memproduksi lebih banyak nikel dibandingkan gabungan negara-negara lain, menjadikannya pusat industri kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat.
Keberhasilan ini membuka peluang baru untuk memperluas kerja sama internasional, termasuk dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Indonesia telah berupaya mencapai perjanjian perdagangan khusus yang akan memberi bisnis Indonesia akses bebas bea masuk ke pasar Amerika Serikat.
Namun, kekhawatiran Amerika Serikat…
Halaman Selanjutnya…
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Editor : ADM Acheh Network
Sumber : Geografy