ACHEHNETWORK.COM – Seorang anak perempuan berusia 13 tahun, RNF, mengalami luka parah setelah disiram air baterai oleh ayah tirinya.
Akibat serangan tersebut, 40 persen dari kulit wajahnya mengalami kerusakan parah dan memerlukan bedah plastik, termasuk perbaikan pada kelopak matanya yang rusak.
Kejadian ini terjadi di Desa Meunasah Blang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, pada 14 Oktober 2024.
Korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara, rumah sakit terbesar di wilayah itu, untuk mendapatkan perawatan.
Sayangnya, RSUCM tidak memiliki tim dokter bedah plastik, sehingga RNF harus dirujuk ke rumah sakit lain untuk operasi lebih lanjut.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah Rumah Sakit Zainal Abidin di Banda Aceh.
Kondisi Kedua Korban
Selain RNF, kakaknya, AF (16), juga menjadi korban dalam serangan brutal ini.
Namun, AF hanya menderita luka ringan yang tidak memerlukan operasi, dan cukup menjalani rawat jalan.
Menurut Harry Laksmana, Humas RSUCM, kedua korban telah mendapatkan penanganan medis secara gratis selama dirawat di RSUCM.
Meski begitu, biaya rujukan dan operasi di rumah sakit lain belum dijamin oleh BPJS Kesehatan, karena kasus seperti ini tidak termasuk dalam cakupan asuransi tersebut.
“Ibu korban awalnya menolak perawatan di RSUCM karena tidak memiliki biaya.
Namun, setelah diberitahu bahwa perawatan di rumah sakit ini gratis, akhirnya dia menyetujui pengobatan anaknya,” jelas Harry.
Pemerintah Setempat Turun Tangan
Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, T Adnan, langsung turun tangan dan mengunjungi RSUCM untuk melihat kondisi korban.
Adnan berjanji bahwa biaya rujukan ke Banda Aceh akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Selain itu, ia mengoordinasikan penanganan lanjutan agar operasi segera dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah plastik.
“Kami akan pastikan penanganan lebih lanjut berjalan dengan baik dan cepat,” ujarnya.
Pelaku Masih Diburu
Setelah melakukan tindakan keji tersebut, pelaku, yang merupakan ayah tiri dari kedua korban dan berinisial L, melarikan diri.
Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan pencarian intensif untuk menangkap pelaku.
Peristiwa ini mengguncang masyarakat setempat, yang mengecam keras tindakan kekerasan terhadap anak tersebut.
Banyak pihak berharap agar pelaku segera ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal sesuai hukum yang berlaku.
Kekerasan dalam rumah tangga masih menjadi masalah serius di berbagai daerah, termasuk Aceh.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak dan pencegahan kekerasan dalam keluarga, serta dukungan yang lebih baik bagi para korban.***
Editor : ADM