ACHEHNETWORK.COM – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut mendapatkan penilaian positif dari Menteri Pemuda dan Olahraga dengan skor 8,5, yang mendekati sempurna untuk acara olahraga tingkat nasional.
Namun, pujian ini tampaknya tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan yang dirasakan di lapangan, terutama terkait nasib para volunteer yang hingga kini belum menerima hak mereka.
Salah satu volunteer, Fitrah Al Najib, yang turut berpartisipasi dalam cabang olahraga kriket, mengungkapkan pengalaman pahitnya.
Pria asal Aceh ini mengisahkan bagaimana dia awalnya berharap dapat bertugas di provinsi asalnya, Aceh.
Namun, kurangnya informasi yang diterimanya menempatkan dia di Sumatera Utara untuk menyelesaikan tugasnya sebagai volunteer.
“Saya sebenarnya ingin bertugas di Aceh, tapi karena informasi yang saya terima tidak jelas, akhirnya saya ditempatkan di Sumut. Sudah hampir satu bulan saya menunggu pembayaran honor, ini benar-benar keterlaluan. Saya sangat berharap uang itu bisa saya berikan untuk keluarga,” tutur Fitrah dengan nada kecewa.
Selain itu, Fitrah menjelaskan bahwa awalnya ia dan beberapa temannya dari Aceh tidak mempermasalahkan penugasan di Sumut.
Namun, ketidakjelasan jadwal dan pengelolaan volunteer oleh PB PON membuat beberapa rekannya memutuskan untuk mundur.
Fitrah menjadi salah satu dari sedikit volunteer yang tetap bertahan hingga akhir acara.
“Kami tidak hanya mencari pengalaman, tetapi juga penghasilan yang halal. Saya bertahan karena merasa ini adalah tanggung jawab saya. Namun, situasinya semakin sulit. Saya bahkan harus menjual barang-barang pribadi seperti jam tangan dan sepatu untuk bertahan hidup di sini. Banyak teman-teman volunteer lainnya juga berada dalam situasi yang sama, menunggu hak mereka,” tambahnya.
Hingga saat ini, PB PON XXI Aceh-Sumut belum memberikan klarifikasi resmi mengenai keterlambatan pembayaran honor.
Dilansir dari Okemedan.com, Awak media yang mencoba menghubungi Ketua Harian PB PON, H. Baharuddin Siagian, juga belum mendapatkan tanggapan terkait masalah ini.
Para volunteer yang telah bekerja keras demi kelancaran PON Aceh-Sumut berharap ada penyelesaian segera dari pihak terkait, karena bagi mereka, honor yang tertunda sangat berarti untuk keberlangsungan hidup dan tanggung jawab keluarga.
Harapan Para Volunteer
Kasus seperti yang dialami Fitrah tidak hanya mencerminkan kesulitan individu, tetapi juga memperlihatkan tantangan dalam pengelolaan event nasional sebesar PON.
Penyelesaian masalah ini menjadi sangat penting agar semangat gotong royong dan kerja keras para volunteer yang sudah memberikan waktu dan tenaga mereka tidak sia-sia.
Para volunteer berharap agar perhatian pemerintah dan panitia pelaksana segera tertuju pada hak-hak mereka yang belum terpenuhi.
Sebuah perhelatan besar seharusnya tidak hanya mendapat pujian dari segi teknis pelaksanaan, tetapi juga dari bagaimana semua pihak yang terlibat diperlakukan dengan adil dan profesional.***
Editor : ADM
Sumber : Oke Medan