Ratusan rudal Iran menghujani Tel Aviv, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Bagaimana sikap negara-negara Arab?
ACHEHNETWORK.COM – Negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Negara Teluk Arab (Gulf Cooperation Council/GCC) tengah menghadapi situasi genting setelah serangan balistik besar-besaran yang dilakukan Iran ke Israel.
Menyikapi ketegangan yang semakin memuncak, beberapa negara Arab yang tergabung dalam GCC menyatakan sikap netral mereka.
Mereka menegaskan tidak akan memberikan bantuan kepada Israel dalam konflik yang kini melibatkan Teheran, Palestina, dan Lebanon.
Pertemuan negara-negara GCC diadakan pada Jumat, 4 Oktober 2024 di Doha, Qatar.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai negara menyampaikan janji untuk menjaga netralitas demi menghindari dampak buruk dari eskalasi konflik Iran-Israel.
Berikut adalah negara-negara Arab yang telah berkomitmen untuk bersikap netral.
1. Arab Saudi
Sebagai eksportir minyak terbesar di kawasan Teluk, Arab Saudi memiliki sejarah persaingan yang panjang dengan Iran.
Namun, setelah beberapa tahun terakhir menjalin rekonsiliasi politik dengan Teheran, Arab Saudi menyatakan tidak akan ikut serta membantu Israel dalam konflik ini.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan bin Abdullah, menegaskan bahwa negaranya akan tetap netral dalam merespons peningkatan ketegangan antara Iran dan Israel.
2. Uni Emirat Arab (UEA)
UEA turut menyatakan sikap netral dalam konflik ini.
Negara tersebut menegaskan komitmennya untuk tidak mendukung Israel dalam invasi militer ke Gaza.
Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dalam pernyataannya pada September 2023 menyatakan bahwa negaranya tidak akan terlibat dalam konflik tersebut dan mendukung solusi dua negara serta pembentukan negara Palestina.
3. Bahrain
Bahrain juga menegaskan sikap netralnya. Meskipun pada tahun 2020 negara ini menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel melalui Perjanjian Abraham, Bahrain mengambil langkah berbeda dengan menarik duta besarnya dari Israel pada November 2023 sebagai protes atas invasi Israel ke Palestina.
Bahrain kini berkomitmen untuk tidak terlibat dalam eskalasi antara Iran dan Israel.
4. Kuwait
Kuwait sejak lama menentang normalisasi hubungan dengan Israel dan tetap konsisten dalam mendukung hak-hak Palestina.
Dalam pertemuan GCC di Doha, Kuwait juga berjanji untuk bersikap netral dan menolak segala bentuk kerjasama dengan Israel, menyusul ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel.
5. Oman
Oman memilih untuk menjauh dari konflik dengan menegaskan bahwa negara tersebut akan tetap netral.
Oman juga menolak normalisasi hubungan dengan Israel hingga negeri tersebut mengakhiri pendudukan ilegalnya di Palestina.
Negara ini tidak ingin terseret ke dalam pusaran konflik Iran-Israel yang semakin memanas.
6. Qatar
Sebagai tuan rumah pertemuan GCC di Doha, Qatar juga menegaskan sikap netralnya.
Negara ini khawatir menjadi sasaran Iran jika mendukung Israel, sehingga memilih untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut.
Selain itu, Qatar juga menyerukan kepada Israel untuk mengakui negara Palestina dan mengakhiri pendudukan ilegal yang telah berlangsung lama.
Kesimpulan
Negara-negara Arab di kawasan Teluk, khususnya yang tergabung dalam GCC, tengah berada di persimpangan.
Meskipun beberapa di antaranya memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, ketegangan yang meningkat akibat konflik Iran-Israel telah membuat negara-negara ini memilih jalur netral.
Komitmen mereka untuk tidak membantu Israel menunjukkan upaya untuk menjaga stabilitas di kawasan dan menghindari serangan balasan dari Iran.
Ketegangan di Timur Tengah ini bukan hanya menjadi ujian bagi hubungan diplomatik, tetapi juga menempatkan negara-negara Arab dalam posisi krusial dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan yang penuh dengan dinamika geopolitik ini.***
Editor : ADM