ACHEHNETWORK.COM – Kasus santri di Aceh Barat yang diduga diolesi cabai oleh istri pimpinan pesantren Dayah Darul Hasanah akhirnya berakhir damai.
Perdamaian tercapai setelah melalui proses mediasi antara pihak keluarga korban dan pesantren.
Mediasi dengan Semangat Kekeluargaan
Hendra Saputra, Kepala Bidang Manajemen SDM Dinas Pendidikan Dayah Aceh Barat, mengonfirmasi bahwa kesepakatan damai ini dicapai melalui mediasi di Meulaboh.
Mediasi ini dihadiri oleh berbagai pihak penting seperti Camat Pante Ceureumen, kepala desa, komite sekolah, serta perwakilan dari Himpunan Ulama Dayah Aceh Barat dan Nahdlatul Ulama (NU).
“Kami sangat bersyukur mediasi ini berjalan lancar. Harapan kami, masalah ini tidak perlu berlanjut ke jalur hukum,” ujar Hendra.
Permintaan Maaf dan Kesepakatan
Teungku Hasanuddin, Pimpinan Dayah Darul Hasanah, juga menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada ayah santri, Raja Sayang, atas tindakan istrinya.
Raja Sayang menerima permintaan maaf tersebut dan setuju untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
“Kami sudah sepakat untuk mengakhiri kasus ini dengan damai demi kebaikan bersama,” kata Raja Sayang.
Ia juga menegaskan akan mencabut laporan yang sebelumnya dilayangkan ke Polres Aceh Barat.
Harapan untuk Pesantren ke Depannya
Hendra menambahkan bahwa insiden tersebut merupakan tindakan oknum, bukan kebijakan resmi pesantren.
Ia berharap masalah ini tidak mempengaruhi citra pesantren di masyarakat.
“Pesantren harus tetap dipercaya sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk mendidik anak-anak,” tuturnya.
Raja Sayang pun menyampaikan harapannya agar Pesantren Darul Hasanah bisa terus berkembang lebih baik.
“Saya memaafkan demi kemaslahatan bersama dan mengingat ajaran agama kita,” ujarnya.
Melalui perdamaian ini, diharapkan kejadian serupa tidak terulang dan proses pendidikan di pesantren tetap berjalan lancar.
Pesantren Darul Hasanah juga berkomitmen untuk memperbaiki manajemen agar lebih menjaga kenyamanan para santri.***
Editor : ADM