AchehNetwork.com – Langit malam Banda Aceh berubah gemerlap saat ribuan kembang api mewarnai udara.
Upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 pada 9 September 2024 di Stadion Harapan Bangsa benar-benar istimewa.
Presiden Joko Widodo secara resmi membuka acara yang dihadiri puluhan ribu orang. Untuk pertama kalinya, Aceh menjadi tuan rumah PON bersama Sumatera Utara.
Meski kembang api biasanya dilarang di Aceh, kali ini menjadi pengecualian.
Masyarakat bersemangat menyambut event olahraga terbesar di Indonesia ini.
Dengan 6.294 atlet dari 39 provinsi, termasuk perwakilan Ibu Kota Nusantara, dan 33 cabang olahraga yang dipertandingkan, PON 2024 benar-benar memberikan warna baru bagi Bumi Rencong.
Pembangunan Aceh Lewat Olahraga
Selain semarak pertandingan, PON juga membawa pembangunan infrastruktur yang signifikan.
Pemerintah menggelontorkan dana Rp811 miliar untuk membangun dan memperbaiki berbagai fasilitas olahraga di Aceh.
Dari Stadion Harapan Bangsa hingga kolam renang Tirta Raya, semuanya disiapkan agar sesuai standar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Hal ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi Aceh yang dapat digunakan untuk kejuaraan tingkat nasional bahkan internasional.
Keberadaan tol Sibanceh yang menghubungkan Banda Aceh dan Sigli juga semakin mempermudah akses.
Perjalanan yang dulunya memakan waktu 2-3 jam kini bisa ditempuh dalam 1 jam saja! Ini adalah salah satu bukti bahwa Aceh terus berkembang setelah bangkit dari bencana besar.
Aceh: Bangkit dari Duka Tsunami
Dua dekade yang lalu, Aceh mengalami salah satu bencana terbesar dalam sejarah—tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004 yang menghantam wilayah ini dengan kekuatan gempa 9,1 magnitudo.
Bencana tersebut tidak hanya meluluhlantakkan Aceh tetapi juga dirasakan di negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan India.
Sekitar 280.000 orang kehilangan nyawa dan 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Dunia pun memberikan simpati dan bantuan luar biasa, dengan lebih dari USD6,7 miliar dialirkan untuk membantu pemulihan.
Kini, Aceh telah bangkit. Event besar seperti PON XXI ini menjadi salah satu simbol dari kebangkitan tersebut.
Aceh menunjukkan bahwa mereka tidak hanya pulih, tetapi juga tumbuh lebih kuat. Infrastruktur olahraga dan transportasi yang dibangun setelah tsunami memperkuat fondasi kebangkitan mereka.
Mengulang Sejarah Jepang dengan Olimpiade
Aceh mengambil inspirasi dari Jepang yang berhasil bangkit setelah kehancuran besar.
Jepang pertama kali mengadakan Olimpiade pada 1964, 21 tahun setelah Perang Dunia II, dan kemudian menggelarnya kembali pada 2021, sepuluh tahun setelah gempa bumi dahsyat.
Aceh ingin melakukan hal yang sama, memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka bisa bangkit dan mengukir sejarah baru melalui PON XXI ini.
Kesatuan dan Kebanggaan Bersama
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Prabu Revta Revolusi, mengajak seluruh anak bangsa untuk melihat PON XXI sebagai simbol kerja keras, persatuan, dan prestasi.
Dari para atlet, pelatih, hingga panitia, semuanya bersatu untuk memastikan acara ini sukses.
PON bukan hanya tentang kemenangan medali, tetapi juga kebanggaan sebagai bangsa yang kuat dan bersatu.
Saat PON ditutup oleh Menko PMK Muhadjir Effendi pada 20 September 2024 di Sumatera Utara, penonton akan kembali dihibur dengan seni budaya Sumut dan Aceh.
Meski perhelatan ini berakhir, semangat kebersamaan dan kebanggaan akan terus membara.
PON XXI bukan hanya tentang Aceh dan Sumut, tetapi tentang seluruh bangsa Indonesia.
Ini adalah wujud nyata bahwa “Bersatu Kita Juara!”***
Editor : ADM Acheh Network
Sumber : PON XXI Acehprov