ACHEHNETWORK.COM – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh), mencuri perhatian dalam pemaparan visi misi mereka di hadapan DPR Aceh pada Rabu, 25 September 2024.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Utama DPRA ini, mereka menyampaikan janji ambisius: membangun pusat manasik haji terbesar se-Asia Tenggara.
Menghidupkan Tradisi Lama, Menuju Masa Depan Gemilang
Pusat manasik ini akan dinamai Syiah Kuala Islamic Center dan rencananya terintegrasi dengan ikon Aceh, Masjid Raya Baiturrahman.
Menariknya, proyek ini tidak hanya sekadar bangunan, tetapi juga simbol dari cita-cita mereka untuk mengembalikan kejayaan Aceh sebagai titik penting dalam perjalanan haji dan umrah.
Mualem dan Dek Fadh ingin menghidupkan kembali masa ketika Aceh menjadi tempat persinggahan calon jemaah haji dari berbagai penjuru Asia Tenggara.
“Dulu, calon jemaah haji selalu singgah di Aceh untuk melakukan manasik sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Kami ingin membawa kembali tradisi ini, menjadikan Aceh pusat manasik bagi seluruh Asia Tenggara,” jelas Dek Fadh dengan penuh antusias.
Manfaat Besar Bagi Ekonomi Lokal
Tak hanya memperkuat identitas Aceh sebagai Serambi Mekkah, pusat manasik ini juga menawarkan banyak peluang baru bagi warga lokal.
Salah satu ide yang disoroti adalah keterlibatan lulusan dayah (pesantren tradisional) sebagai pemandu haji atau umrah di pusat manasik tersebut. Hal ini diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan lapangan pekerjaan bagi lulusan dayah di Aceh.
“Lulusan dayah bisa menjadi guide yang memandu calon jemaah haji dalam menjalankan manasik. Ini akan membuka peluang kerja baru bagi mereka,” tambah Dek Fadh, menekankan dampak positif proyek ini bagi ekonomi lokal.
Menegaskan Identitas Aceh di Kancah Internasional
Dengan rencana besar ini, Mualem dan Dek Fadh yakin Aceh akan semakin kuat dalam menegaskan posisinya sebagai pusat spiritualitas Islam di Asia Tenggara.
Mereka berharap, Syiah Kuala Islamic Center akan menjadi destinasi penting bagi calon jemaah haji dan umrah dari seluruh kawasan.
Jadi, selain menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, proyek ini juga menawarkan potensi besar untuk meningkatkan pariwisata religi, mengundang jemaah dari berbagai negara untuk singgah dan berlatih manasik di tanah Aceh.
Aceh bukan hanya pintu gerbang menuju Mekkah, tapi juga pusat persiapan spiritual bagi umat Islam se-Asia Tenggara.
Dengan visi yang kuat ini, Mualem dan Dek Fadh tidak hanya menawarkan janji politik, tetapi sebuah mimpi besar untuk masa depan Aceh.***
Editor : ADM