
|
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengukuhkan perwakilan dari 38 provinsi menjadi Paskibraka 2024./Foto:Dok.Setkab
|
AchehNetwork.com – Kepala Biro Fasilitasi Pimpinan, Hubungan Masyarakat, dan Administrasi BPIP, Mahnan Marbawi, secara resmi mengunggah video gladi bersih Paskibraka pada Rabu, 14 Agustus 2024, yang menunjukkan beberapa anggota Paskibraka sudah mengenakan jilbab.
Video ini juga disaksikan oleh Presiden, yang memperlihatkan bahwa anggota Paskibraka Muslimah tetap memakai jilbab selama latihan.
Namun, Mahnan tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai insiden yang terjadi saat upacara pengukuhan, yang memicu spekulasi dan polemik di berbagai daerah, termasuk Aceh dan Sulawesi Tengah.
Dugaan bahwa anggota Paskibraka dipaksa melepas jilbab mereka dalam upacara tersebut menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat, terutama dari daerah-daerah yang mengirimkan wakil mereka.
Dilansir dari RRI, Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sulawesi Tengah, Moh Rachmat Syahrullah, menyatakan kekecewaannya setelah menemukan bahwa perwakilan dari Sulawesi Tengah, Zahra Aisyah Aplizya, yang sebelumnya berjilbab, terlihat tanpa jilbab dalam upacara pengukuhan.
Rachmat menegaskan bahwa kejadian serupa juga dilaporkan oleh beberapa daerah lain, dengan sekitar 17 hingga 18 anggota Paskibraka Muslimah yang semula berjilbab tiba-tiba tidak mengenakannya.
Kejadian ini memicu reaksi keras di Sulawesi Tengah dan Aceh.
Di Aceh, berita tentang dugaan pemaksaan untuk melepas jilbab pada anggota Paskibraka menjadi viral di media sosial, memicu berbagai komentar dari netizen yang mempertanyakan keistimewaan Aceh dalam hal kebebasan beragama.
Wakil Sekretaris Jenderal PPI Pusat, Irwan Indra, juga menambahkan bahwa sejak 2002, anggota Paskibraka Muslimah telah diizinkan berjilbab di tingkat nasional.
Ia mengingatkan bahwa penghargaan terhadap keyakinan setiap anggota adalah hal yang penting, terutama sejak pembinaan Paskibraka berada di bawah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada 2022.
Orang tua dari Zahra Aisyah Aplizya, Gatot Susilo Eko Budiyanto, mengungkapkan rasa kecewa dan sedihnya saat melihat putrinya tanpa jilbab dalam upacara pengukuhan.
Ia merasa upaya yang dilakukan dalam membesarkan anaknya dengan nilai-nilai agama telah diabaikan.
Hingga saat ini, BPIP belum memberikan tanggapan resmi mengenai polemik ini, sementara publik terus menunggu klarifikasi terkait dugaan pencopotan jilbab yang terjadi pada upacara pengukuhan Paskibraka tahun ini.***