
|
Panglima Kodam Iskandar Muda (IM), Mayjen Niko Fahrizal/ |
AchehNetwork.com – Panglima Kodam Iskandar Muda (IM), Mayjen Niko Fahrizal, baru-baru ini memberikan penjelasan yang cukup lengkap mengenai status kepemilikan Lapangan Blang Padang, sebuah topik yang masih hangat diperbincangkan oleh masyarakat Aceh.
Dalam sebuah pertemuan informal yang berlangsung pada Senin, 12 Agustus 2024, di Banda Aceh, Mayjen Niko bertemu dengan beberapa pimpinan media, Ketua PWI Aceh, dan para pemimpin organisasi media online.
Dilansir AN Creator dari The Aceh Post, Pada kesempatan itu, ia menegaskan bahwa Kodam IM memiliki dokumen resmi yang membuktikan bahwa lapangan tersebut berada di bawah pengelolaannya, lengkap dengan surat-surat yang terdaftar di Kementerian Keuangan.
“Kami memiliki bukti kuat berupa dokumen PSP,” ujar Mayjen Niko, dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengelolaan Lapangan Blang Padang dilakukan secara menyeluruh dan penuh tanggung jawab.
Sekitar 30 karyawan terlibat langsung dalam menjaga kebersihan dan kerapian lapangan, yang juga dijaga sesuai dengan nilai-nilai syariat.
Tak hanya itu, fasilitas seperti musala juga disediakan untuk kenyamanan beribadah, dan kegiatan penjualan di malam Jumat pun dilarang demi menjaga suasana khidmat.
“Seluruh pemasukan dari pengelolaan lapangan ini kami serahkan kepada Masjid Raya,” lanjutnya.
“Kami ingin Lapangan Blang Padang tetap menjadi simbol kebanggaan Kota Banda Aceh. Saat ini, kami sedang melakukan klarifikasi apakah tanah ini benar milik Kodam atau merupakan tanah wakaf Masjid Raya. Jika memang bukan milik kami, kami siap menyerahkannya kepada pemerintah daerah atau Masjid Raya.”
Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, Pangdam IM mengungkapkan bahwa pihaknya berencana duduk bersama dengan Pemerintah Aceh, DPRA, dan Kanwil Pertanahan untuk mencari solusi terbaik agar polemik ini tidak lagi menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat, apalagi dipolitisasi.
Pada kesempatan yang sama, Mayjen Niko juga menyampaikan pandangannya mengenai peran TNI di masa damai.
Menurutnya, di era sekarang, TNI harus benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dulu, saat masa konflik, TNI dituntut untuk berperang. Sekarang, di masa damai, kita harus bermanfaat bagi rakyat,” ujarnya dengan tegas.
Sebagai putra asli Banda Aceh, Niko memiliki perhatian khusus terhadap kondisi daerahnya.
Ia menyadari bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Aceh saat ini adalah membangkitkan perekonomian.
Ia pun menegaskan pentingnya peran semua pihak, termasuk TNI, dalam memajukan daerah.
“Saya selalu menekankan bahwa sebagai aparatur negara, kita harus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Lebih jauh, Niko mengungkapkan beberapa inisiatif TNI di Aceh, mulai dari pengembangan lahan seluas 11.565 hektare di berbagai kabupaten/kota untuk mengatasi kekeringan, hingga revitalisasi 8.000 hektare lahan di Aceh Utara.
TNI juga telah membangun sekitar 52 jembatan di seluruh Aceh, khususnya di desa-desa yang sangat membutuhkan.
Tak hanya itu, Kodam IM juga telah membantu membangun rumah-rumah dhuafa yang belum tersentuh bantuan pemerintah, sehingga warga dapat tinggal dengan nyaman.
Untuk generasi muda Aceh yang bercita-cita menjadi anggota TNI, Mayjen Niko menyampaikan bahwa mereka mendapat bimbingan khusus agar dapat lolos seleksi tanpa harus bergantung pada pihak lain.
“Mereka harus belajar dengan tekun, menjaga stamina, dan kesehatan agar bisa lulus dengan usaha sendiri,” tutupnya dengan penuh semangat.
Dengan inisiatif-inisiatif tersebut, Pangdam IM menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga ikut serta dalam upaya membangun Aceh menjadi lebih baik di masa depan.***