Lonjakan Pengguna Telegram di Tengah Kerusuhan Inggris: Antara Privasi dan Sisi Gelap Platform - Acheh Network

Lonjakan Pengguna Telegram di Tengah Kerusuhan Inggris: Antara Privasi dan Sisi Gelap Platform

Minggu, 11 Agustus 2024 - 01:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Telegram
Ilustrasi/pixabay





AchehNetwork.com – Telegram, pesaing kuat WhatsApp, terus menanjak popularitasnya. 

Pada 29 Juli 2024, jumlah pengguna aktif harian Telegram mencapai 3,1 juta—sebuah angka yang jauh melampaui rata-rata harian sebelumnya yang berada di kisaran 2,7 juta sejak awal tahun, menurut data dari Similarweb yang dikutip dari Firstpost pada Jumat (9/8/2024).

Yang menarik, lonjakan ini bertepatan dengan insiden tragis di Southport, di mana terjadi penikaman anak yang kemudian memicu kerusuhan besar di Inggris. 

Keesokan harinya, setelah serangkaian serangan terhadap masjid-masjid lokal yang terkait dengan insiden tersebut dan melukai 50 polisi, jumlah pengguna aktif Telegram kembali meroket hingga mencapai 3,7 juta.

Polisi mengindikasikan bahwa kekerasan ini mungkin terkait dengan kelompok sayap kanan English Defence League yang diprakarsai oleh aktivis Tommy Robinson. 

Baca Juga :  Demi Sukseskan PON XXI, Kemenhub Kirim KM Kelud ke Aceh: Sambut Meriahnya PON XXI dengan Hotel Terapung Spektakuler!

Pihak berwenang, analis, serta pemerintah menegaskan bahwa insiden di Southport ini menyulut gelombang kekerasan di berbagai kota Inggris, yang diperburuk oleh seruan kebencian yang menyebar di platform online seperti Telegram, TikTok, dan X.

Sebagai respons, Tech Against Terrorism, organisasi anti-terorisme yang didukung PBB, mengeluarkan peringatan darurat terkait penggunaan Telegram sebagai sarana mengorganisir kerusuhan di Inggris. 

Mereka juga mengungkapkan adanya peningkatan grup ekstremis anti-Muslim dan anti-imigran di Telegram yang beranggotakan 15.000 orang. 

Grup ini telah dibubarkan, namun sebelumnya sempat membagikan daftar target kekerasan dan informasi lainnya.

“Moderasi minim di Telegram dalam menyaring gerakan ekstremis berkontribusi pada maraknya kekerasan di Inggris,” ujar perwakilan dari Tech Against Terrorism.

Kondisi ini memicu seruan kepada Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, untuk segera memberlakukan regulasi yang lebih ketat bagi platform media sosial terkait ujaran kebencian di dunia maya.

Baca Juga :  Tabrak Lari di Aceh Timur: Sempat Diberhentikan Kemudian Kabur Lagi, Mobil Bernopol BL 1334 Y

Di sisi lain, CEO Telegram Pavel Durov baru-baru ini mengumumkan ambisinya untuk mencapai 1 miliar pengguna aktif bulanan pada akhir 2024, sebuah pencapaian yang semakin mendekatkan Telegram ke WhatsApp, yang telah memiliki lebih dari 2 miliar pengguna aktif pada akhir 2023.

Menurut Firstpost, Telegram memang sering digunakan sebagai ruang diskusi bagi kelompok ekstremis karena enkripsi ketat yang menjaga privasi pengguna.

 “Meskipun Telegram menawarkan platform yang fokus pada privasi, ada sisi gelap yang sering dimanfaatkan oleh penjahat dunia maya,” kata Jake Moore, penasihat keamanan siber global di ESET, perusahaan keamanan siber asal Eropa.

Dengan segala kelebihannya, Telegram memang menawarkan banyak hal, tapi tentu saja, setiap teknologi memiliki dua sisi yang perlu diwaspadai.***

Artikel Terkait

BI Cabut Uang Rupiah Ini di 2025! Segera Tukarkan Sebelum Terlambat!
Nasib Mira Ulfa Selebgram Aceh Usai Viral Baca Basmalah dengan Musik DJ: Pilih Jalani Pembinaan dan Tutup Akun TikTok
Mendagri Tegaskan Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer Tahun 2025: Non-ASN Ilegal dan Tak Akan Dibayar
Fenomena Wanita Nongkrong Hingga Larut Malam Sambil Merokok di Banda Aceh Menghilangkan Kearifan Lokal, DPRK Minta Tindakan Tegas
Berikut PNS yang Tidak Mendapatkan THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025 Beserta Jadwal Pencairannya
Kesempatan Emas untuk Pemuda Aceh: Kodam IM Buka Pendaftaran Tamtama TNI AD 2025
Menteri Agama Nasaruddin Dukung MK Tolak Penghapusan Kolom Agama di KTP: “Tanpa Ini, Masyarakat Bisa Kacau”
Los Angeles: Dari Kota Impian “Surga Dunia” Menjadi “Neraka Dunia”, Kerugian Hampir 1000 Triliun

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Minggu, 9 Februari 2025 - 10:19 WIB

BI Cabut Uang Rupiah Ini di 2025! Segera Tukarkan Sebelum Terlambat!

Jumat, 24 Januari 2025 - 21:15 WIB

Nasib Mira Ulfa Selebgram Aceh Usai Viral Baca Basmalah dengan Musik DJ: Pilih Jalani Pembinaan dan Tutup Akun TikTok

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:03 WIB

Mendagri Tegaskan Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer Tahun 2025: Non-ASN Ilegal dan Tak Akan Dibayar

Sabtu, 18 Januari 2025 - 14:03 WIB

Fenomena Wanita Nongkrong Hingga Larut Malam Sambil Merokok di Banda Aceh Menghilangkan Kearifan Lokal, DPRK Minta Tindakan Tegas

Selasa, 14 Januari 2025 - 23:21 WIB

Berikut PNS yang Tidak Mendapatkan THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025 Beserta Jadwal Pencairannya

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:56 WIB

Kesempatan Emas untuk Pemuda Aceh: Kodam IM Buka Pendaftaran Tamtama TNI AD 2025

Minggu, 12 Januari 2025 - 18:48 WIB

Menteri Agama Nasaruddin Dukung MK Tolak Penghapusan Kolom Agama di KTP: “Tanpa Ini, Masyarakat Bisa Kacau”

Sabtu, 11 Januari 2025 - 21:14 WIB

Los Angeles: Dari Kota Impian “Surga Dunia” Menjadi “Neraka Dunia”, Kerugian Hampir 1000 Triliun

Berita Terkini