15 Agustus Hari Perdamaian Aceh: 19 Tahun Setelah MoU Helsinki, Aceh Masih Berjuang Membangun Masa Depan - Acheh Network

15 Agustus Hari Perdamaian Aceh: 19 Tahun Setelah MoU Helsinki, Aceh Masih Berjuang Membangun Masa Depan

Kamis, 15 Agustus 2024 - 08:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hari Aceh Damai
Acara peringatan perdamaian Aceh ke 19/




AchehNetwork.com – Hari ini, 19 tahun lalu, suara senjata akhirnya berhenti menggema di Aceh. 
Konflik berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia berakhir dengan kesepakatan damai yang tercipta melalui Memorandum of Understanding (MoU) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Setiap tahun, momen bersejarah ini diperingati dengan harapan untuk terus menjaga perdamaian yang telah diperjuangkan dengan susah payah. 
Tahun ini, peringatan tersebut digelar di Taman Bustanussalatin (Taman Sari), Banda Aceh, Kamis (15/8/2024).
Acara peringatan dimulai dengan semangat yang tinggi, diawali dengan atraksi drumband Gita Hayani yang memukau, diikuti pemutaran film singkat yang menggambarkan perjalanan panjang menuju damai di Aceh. 
Film tersebut mengingatkan semua yang hadir pada masa-masa sulit ketika tembakan senjata menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari hingga akhirnya perdamaian tercapai di Helsinki.
Namun, kali ini ada yang berbeda. Sejumlah tokoh penting yang biasanya hadir, seperti Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haytar, Muzakir Manaf (Mualem), Pj Gubernur Bustami Hamzah, Ketua DPRA Zulfadli, dan beberapa tokoh Aceh lainnya, tidak tampak di acara tersebut.
Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), Kamaruddin Abu Bakar, atau yang akrab disapa Abu Razak, memberikan sambutan yang penuh makna. 
Ia mengingatkan pentingnya setiap peringatan Hari Damai Aceh sebagai momentum untuk merenungkan langkah-langkah yang harus diambil demi membangun Aceh yang lebih baik di masa depan.
Abu Razak menekankan bahwa perdamaian yang telah dicapai harus terus diperkuat. 
Menurutnya, perjalanan panjang sejarah konflik di Aceh, yang dimulai sejak 1976 di bawah pimpinan almarhum Wali Nanggroe Tgk Chik Ditiro Muhammad Hasan, seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk mencegah konflik serupa di masa mendatang.
Ia juga menyoroti pentingnya mengimplementasikan setiap poin yang telah disepakati dalam MoU. 
“Tidak ada cara yang lebih baik untuk merawat perdamaian selain dengan menjalankan kesepakatan yang telah kita buat bersama,” ujarnya.
Abu Razak juga mengingatkan bahwa meskipun sudah 19 tahun berlalu sejak perjanjian damai ditandatangani, masyarakat Aceh masih harus terus berjuang untuk menjaga perdamaian dan stabilitas. 
Ia menyoroti beberapa poin dalam MoU yang hingga kini belum terealisasi, seperti bantuan dua hektar tanah untuk eks kombatan di Aceh.
“Ini sudah 19 tahun, tapi masih ada poin-poin yang belum selesai. Kami berharap pemerintah Aceh bisa mencari solusi untuk menyelesaikan hal-hal ini,” kata Abu Razak dengan tegas.
Di akhir sambutannya, Abu Razak berharap agar pemerintah Aceh, bersama seluruh jajarannya, bisa kembali duduk bersama untuk menuntaskan butir-butir MoU yang belum terlaksana. 
“Kalau bukan kita yang memikirkan ini, siapa lagi? Kami berharap Gubernur Aceh dan seluruh jajaran pemerintah Aceh bisa memperhatikan masalah ini,” pungkasnya.
Dengan semangat yang masih berkobar, peringatan 19 tahun Damai Aceh ini mengingatkan kita semua bahwa menjaga perdamaian adalah tanggung jawab bersama, dan upaya untuk merawatnya harus terus dilakukan agar Aceh bisa terus maju dan sejahtera.***
Baca Juga :  Ditarget Rampung Bulan Agustus, Pembangunan Tol Sibanceh Dikebut Demi PON XXI Aceh-Sumut

Artikel Terkait

BI Cabut Uang Rupiah Ini di 2025! Segera Tukarkan Sebelum Terlambat!
Nasib Mira Ulfa Selebgram Aceh Usai Viral Baca Basmalah dengan Musik DJ: Pilih Jalani Pembinaan dan Tutup Akun TikTok
Mendagri Tegaskan Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer Tahun 2025: Non-ASN Ilegal dan Tak Akan Dibayar
Fenomena Wanita Nongkrong Hingga Larut Malam Sambil Merokok di Banda Aceh Menghilangkan Kearifan Lokal, DPRK Minta Tindakan Tegas
Berikut PNS yang Tidak Mendapatkan THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025 Beserta Jadwal Pencairannya
Kesempatan Emas untuk Pemuda Aceh: Kodam IM Buka Pendaftaran Tamtama TNI AD 2025
Menteri Agama Nasaruddin Dukung MK Tolak Penghapusan Kolom Agama di KTP: “Tanpa Ini, Masyarakat Bisa Kacau”
Los Angeles: Dari Kota Impian “Surga Dunia” Menjadi “Neraka Dunia”, Kerugian Hampir 1000 Triliun

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut
Konten berikut adalah iklan platform Recreativ, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Minggu, 9 Februari 2025 - 10:19 WIB

BI Cabut Uang Rupiah Ini di 2025! Segera Tukarkan Sebelum Terlambat!

Jumat, 24 Januari 2025 - 21:15 WIB

Nasib Mira Ulfa Selebgram Aceh Usai Viral Baca Basmalah dengan Musik DJ: Pilih Jalani Pembinaan dan Tutup Akun TikTok

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:03 WIB

Mendagri Tegaskan Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer Tahun 2025: Non-ASN Ilegal dan Tak Akan Dibayar

Sabtu, 18 Januari 2025 - 14:03 WIB

Fenomena Wanita Nongkrong Hingga Larut Malam Sambil Merokok di Banda Aceh Menghilangkan Kearifan Lokal, DPRK Minta Tindakan Tegas

Selasa, 14 Januari 2025 - 23:21 WIB

Berikut PNS yang Tidak Mendapatkan THR dan Gaji Ke-13 Tahun 2025 Beserta Jadwal Pencairannya

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:56 WIB

Kesempatan Emas untuk Pemuda Aceh: Kodam IM Buka Pendaftaran Tamtama TNI AD 2025

Minggu, 12 Januari 2025 - 18:48 WIB

Menteri Agama Nasaruddin Dukung MK Tolak Penghapusan Kolom Agama di KTP: “Tanpa Ini, Masyarakat Bisa Kacau”

Sabtu, 11 Januari 2025 - 21:14 WIB

Los Angeles: Dari Kota Impian “Surga Dunia” Menjadi “Neraka Dunia”, Kerugian Hampir 1000 Triliun

Berita Terkini