AchehNetwork.com – Pencurian memang selalu menyebalkan, terutama ketika hasil kerja keras kita tiba-tiba hilang di tangan maling.
Inilah yang tengah terjadi di Kabupaten Bener Meriah, di mana aksi pencurian alpukat di kebun warga semakin marak.
Kawanan pencuri semakin nekat menggasak alpukat yang sudah siap panen dari kebun-kebun warga di Bener Meriah.
Hal ini membuat pemilik kebun kesal dan putus asa, seperti yang terjadi di salah satu perkebunan di kawasan Bale Redelong, Kecamatan Bukit, Bener Meriah.
Di kebun tersebut, pemiliknya memasang poster dengan tulisan doa kematian bagi pencuri alpukat.
Poster ini digantung di cabang pohon alpukat, tepat di samping jalan lintas KKA menuju Panji Mulia Satu, Bale Redelong. Tulisan pada poster tersebut berbunyi:
“Do’a Kami: Ya Allah berikanlah kemiskinan kepada orang yang mencuri pokat ku ini dan matikan dia serta keluarganya dalam keadaan hina. Aamiin. Terkutuk keluarganya, Aamiin.”
Reaksi Warga dan Pemerhati Lingkungan
Dilansir AN Creator dari AJNN, Poster ini menarik perhatian Alwin Al-Lahad, seorang pemerhati lingkungan, yang kemudian memposting foto poster tersebut di laman Facebook pribadinya.
Dalam captionnya yang asli berbahasa Gayo yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti:
“Penting sekali doa saudara kita ini, terharu kami melihatnya. Benar terasa ia (pemilik) menjadi korban, sehingga ia berdoa seperti ini.”
Alwin mengkonfirmasi bahwa poster tersebut dipasang di pohon alpukat milik warga yang menjadi korban pencurian.
Kebetulan, pada Sabtu, 20 Juli 2024, Alwin sedang melakukan hiking dalam rangka kegiatan pengenalan lingkungan sekolah PLS SMP 2 Bukit, Bilingual School, di lokasi Burtemun Bale Redelong.
Alwin menyampaikan bahwa tulisan pada poster tersebut dapat menjadi edukasi bagi siswa-siswi untuk menghargai hak orang lain.
Ia berharap, dengan adanya himbauan ini, para pencuri dapat bertaubat karena mengambil hak orang lain sangat dilarang dalam ajaran agama.
“Apalagi saat ini kondisi ekonomi masyarakat susah, lantaran kopi belum berbuah. Sebagian petani menopang hidup dari hasil buah alpukat,” tambah Alwin.
Aksi pencurian alpukat di Bener Meriah tidak hanya merugikan petani secara materi, tetapi juga menimbulkan keputusasaan.
Doa kematian yang dipasang oleh pemilik kebun mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam.
Semoga dengan himbauan ini, masyarakat bisa lebih menghargai hasil jerih payah petani dan aksi pencurian dapat dihentikan.***