ZF Korban yang Selamat dari Penyiksaan dan Pemerasan Oknum Paspampres Mengaku Ditelanjangi dan Disetrum (Kolase Tribun Bogor/Ist) |
News, Acheh Network – Seorang korban selamat dari aksi penculikan yang dilakukan oleh komplotan oknum Paspampres, mengaku bahwa ia masih menderita trauma yang sangat mendalam.
Kejadian tersebut tak hanya melibatkan pencurian uang, melainkan juga tindakan kejam lainnya yang dialaminya.
Pada saat kejadian tersebut, Praka RM dan rekan-rekannya tidak hanya mencuri uang korban, namun mereka juga melakukan tindakan menyakitkan yang menghancurkan mental para korban.
Salah seorang korban selamat yang ditemui, ZF, menceritakan bahwa ia dan beberapa korban lainnya bahkan dilecehkan secara fisik dengan cara ditelanjangi dan disetrum hingga lemas oleh komplotan tersebut.
“Mereka nggak mau dengar kata-kata tidak ada uang, langsung dipukul,” kata ZF, salah satu korban yang berhasil selamat.
ZF melanjutkan ceritanya dengan menceritakan bahwa ia ditangkap hanya dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri pada April 2023.
Kejadian itu terjadi saat ia sedang berjualan di tokonya di Bekasi.
Ia dihadang oleh empat orang, salah satunya mengenakan seragam polisi lengkap dengan senjata api, sementara tiga lainnya mengenakan kemeja putih dan wajah mereka tertutup masker.
Ketika di dalam mobil, pelaku-pelaku tersebut mengklaim bahwa mereka berasal dari kepolisian dan dari Polda.
Mereka kemudian melakukan aksi perampokan terhadap ZF dan para korban lainnya.
Mereka mengambil uang, ponsel, dan barang-barang berharga lainnya yang ada di toko dan di dalam kantong celana para korban.
ZF mengungkapkan bahwa insiden ini berkaitan dengan bisnis obat Tramadol dan melibatkan tiga orang lain yang juga ditangkap dalam kejadian tersebut.
Namun, ia mengakui bahwa ia tidak mengetahui hubungan antara Praka RM dan rekan-rekannya dalam bisnis tersebut.
Meskipun para korban berusaha membujuk para pelaku dengan menawarkan uang koordinasi yang akan diberikan secara rutin, para pelaku tetap bersikeras untuk memeras uang dari mereka.
Selama dalam penangkapan, korban-korban tersebut dipaksa membuka baju dan tidur di dalam bagasi mobil dengan mata tertutup.
Setelah mengancam dengan uang sejumlah 30 juta rupiah per orang agar tidak cacat, para korban dipindahkan ke bagasi tengah mobil.
Di sinilah mereka mengalami perlakuan kejam oleh Praka RM, yang menggunakan kabel listrik untuk melukai punggung korban.
Seiring dengan luka-luka yang semakin parah, tuntutan uang dipangkas menjadi 20 juta rupiah.
ZF pun diminta untuk menghubungi temannya dan meminta uang sesuai dengan jumlah yang mereka sebutkan.
Uang tersebut diambil dari teman ZF dan juga dari rekening ATM miliknya, serta uang yang ada di dalam kantong celana dan toko. Totalnya diperkirakan sekitar 10 juta rupiah.
Ketika mereka akhirnya dilepas pada dini hari pukul 02.00 WIB, mereka dibuang di pintu tol keluar terminal Kampung Rambutan.
Karena tidak memiliki uang sama sekali, ZF meminta bantuan melalui Alfamart agar bisa memesan layanan Grab untuk kembali pulang.
Setelah insiden itu, ZF mengakui bahwa ia merasakan trauma yang sangat mendalam. Baginya, kejadian tersebut merupakan perampokan dan pemerasan yang murni.
Sebelumnya, pada tanggal 15 Agustus 2023, Imam Masykur, seorang pemuda asal Aceh, ditemukan tewas setelah mengalami penyiksaan oleh Praka RM dan dua anggota TNI lainnya.
Imam Masykur bersama seorang temannya, H, telah diculik dan dianiaya oleh para pelaku yang berpura-pura sebagai aparat kepolisian. Para pelaku menuduh korban sebagai pedagang obat-obat ilegal.
Saat ini, tiga anggota TNI yang terlibat dalam kasus tersebut, yakni Praka RM, Praka J, dan Praka HS, telah diamankan oleh Pomdam Jaya.
Kematian Imam Masykur menunjukkan betapa seriusnya tindakan kejam yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut.
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, mengungkapkan bahwa para pelaku ini berpura-pura menjadi aparat kepolisian dan melakukan penculikan serta penyiksaan terhadap korban-korban mereka.
Keterangan ini didasarkan pada hasil pemeriksaan sementara terhadap para pelaku.
Kasus ini menunjukkan bahwa tindakan kejahatan yang melibatkan oknum-oknum dari institusi keamanan dapat mengakibatkan dampak yang sangat merugikan bagi korban-korban yang terlibat.
Kini pihak berwenang tengah mengusut tuntas kasus ini demi keadilan dan kemanusiaan.(*)
Sumber: TribunnewsBogor.com
Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di Google News