Buaya yang sedang melintas (Tangkapan layar video/AJNN) |
Aceh Jaya – Desa Lhok Bot, yang terletak di Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, tengah dihantui oleh meningkatnya populasi buaya.
Keberadaan buaya-buaya ini, yang kian meluas hingga ke rawa-rawa, telah mengundang ketakutan dan kecemasan di kalangan penduduk setempat.
Kondisi yang semakin meresahkan ini mengancam keselamatan warga, serta mengganggu keseimbangan ekosistem lokal.
Ilyas, yang menjabat sebagai Keuchik (Kepala) Desa Lhok Bot, mengungkapkan bahwa kehadiran buaya-buaya ini semakin sering terlihat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) desa tersebut, dan jumlah mereka terus bertambah dari waktu ke waktu.
Menurut Ilyas, tiga warga telah menjadi korban serangan buaya di daerah tersebut. Beruntungnya, mereka selamat dari insiden tersebut meskipun mengalami luka-luka akibat diterkam saat mereka sedang beraktivitas di sekitar kebun yang berdekatan dengan rawa-rawa, atau saat mereka sedang mencari ikan di malam hari.
“Situasi semakin mengkhawatirkan karena buaya-buaya ini tak hanya terbatas di sungai, tapi mereka juga telah muncul di rawa-rawa. Bahkan, ada laporan bahwa seorang warga pernah melihat buaya ketika melintasi jalan desa,” ungkap Ilyas dengan keprihatinan.
Ilyas juga mengingatkan peristiwa pada tahun 2014, ketika seorang warga bernama Basri Maulana menjadi korban ganasnya serangan buaya. Saat itu, Basri tengah menjaring udang di Sungai Lhok Bot sekitar pukul 17.00 WIB.
Tiba-tiba, ia diserang oleh seekor buaya yang melampauinya dengan keganasan yang mendebarkan.
“Beruntunglah bahwa Basri selamat dari serangan itu, meskipun ia mengalami luka-luka di kaki,” tutur Ilyas.
Ada juga catatan serangan buaya lainnya, seperti Abdul Wahab yang pernah menjadi korban saat sedang menjaring ikan, serta Arlianis yang diserang oleh buaya saat ia tengah mencari ikan di atas perahu tradisional bernama “sanpam” atau “Bot”.
Walaupun tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, kehadiran buaya-buaya ini telah mengakibatkan rasa trauma di kalangan masyarakat.
Akibatnya, mata pencaharian masyarakat, khususnya para nelayan sungai, semakin terbatas.
Ilyas berharap agar pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera memberikan tanggapan dan mengambil tindakan serius dalam mengatasi masalah ini.
Langkah-langkah tegas diperlukan untuk mencegah terjadinya lebih banyak korban dan mengembalikan rasa aman kepada masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dengan demikian, kerjasama antara pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat mengatasi tantangan ini dengan efektif dan berkelanjutan.(*)
Sumber: AJNN
Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di GOOGLE NEWS