Direktur WALHI Aceh: Banjir di Aceh Tenggara Buktikan Kerusakan Hutan Semakin Masif - Acheh Network

Direktur WALHI Aceh: Banjir di Aceh Tenggara Buktikan Kerusakan Hutan Semakin Masif

Kamis, 24 Agustus 2023 - 06:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banjir Aceh Tenggara, Kerusakan Hutan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh, Penabangan Liar
Ilustrasi Kerusakan Hutan (Net)

Banda Aceh – Banjir yang telah melanda Kabupaten Aceh Tenggara dalam satu minggu terakhir menjadi bukti nyata bahwa kerusakan tutupan hutan semakin menjadi masalah serius di kawasan tersebut.

Menurut Ahmad Salihin, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh, kerusakan ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk penabangan liar, perkebunan sawit, dan pembukaan jalan baru seperti jalan tembus dari Jambur Latong, Kutacane hingga perbatasan Sumatera Utara. 

Salihin juga menekankan bahwa pembukaan jalan baru ini dapat memicu praktik illegal logging dan konflik terkait satwa serta kejahatan lingkungan lainnya.

Keberadaan jalan ini mempermudah para perambah hutan dalam mengakses kawasan hutan untuk melakukan penebangan kayu.

Baca Juga :  Pemuda Abdya Diringkus Polisi karena Simpan Sabu di Rumahnya

Salihin menyatakan, “Intensitas banjir yang terjadi di Aceh Tenggara selama sepekan ini membuktikan bahwa kerusakan hutan semakin meluas di wilayah tersebut.”

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengungkapkan bahwa banjir yang melanda Aceh Tenggara dalam satu minggu terakhir telah berdampak pada 8.101 orang dan 2.230 kepala keluarga.

Sebanyak 326 orang terpaksa dievakuasi. Meskipun belum ada laporan korban jiwa hingga tanggal 22 Agustus 2023, namun 10 kecamatan dan 59 gampong (desa) terisolasi akibat banjir yang diakibatkan oleh hujan deras di Aceh Tenggara.

Akibatnya, lahan pertanian seluas 350,50 hektare untuk padi dan 53 hektare untuk jagung tergenang banjir. Jembatan Lawe Hijo Ampera juga dilaporkan putus akibat banjir.

Baca Juga :  Stok Hewan Ternak Cukup untuk Meugang Idul Adha di Aceh Barat: Diprediksi Rp170 Ribu Per Kg

Dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, sebanyak 92 persen masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), sebuah kawasan hutan yang memiliki nilai konservasi yang tinggi.

Menurut Salihin, kondisi ini memicu dampak yang serius, terutama dalam Hutan Lindung (HL) dan Taman Nasional (TN) yang seharusnya dijaga dan dilindungi.

Kerusakan tutupan hutan ini berkontribusi pada terjadinya banjir saat musim hujan dengan intensitas tinggi, karena kapasitas penyerapan air semakin terbatas akibat hutan yang telah terdegradasi.

Salihin mengingatkan bahwa pohon memiliki peran penting dalam mencegah banjir, karena mereka mampu menyerap air dan mengurangi risiko luapan air.

Namun, jika hutan terus ditebang dan tutupan hutan menurun, maka risiko banjir akan semakin tinggi. 

Baca Juga :  NASA Klarifikasi Isu Matahari Terbit dari Barat: Hoaks yang Viral di Media Sosial

Oleh karena itu, WALHI Aceh mendesak pemerintah Aceh untuk melindungi hutan di Aceh Tenggara dan menghentikan pembangunan jalan baru yang dapat memicu kerusakan lebih lanjut pada lingkungan.

Salihin menambahkan bahwa perlu dilakukan upaya mitigasi bencana banjir dalam jangka panjang dengan merevisi qanun tata ruang kabupaten.

Dia juga mengingatkan pada revisi Qanun Aceh No 19 Tahun 2013 tentang RT/RW Aceh tahun 2013 – 2033 yang sedang berlangsung, yang dapat menjadi kesempatan untuk menyinkronkan tata ruang kabupaten dengan upaya penanggulangan bencana banjir secara lebih efektif.(*)

Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di Google News

Artikel Terkait

4 Pulau Aceh Dipindahkan ke Sumut? Azhari Cage & Pakar Ungkap Fakta Mengejutkan!
Senator Aceh Desak Presiden Pecat Mendagri, Polemik Empat Pulau Kian Memanas
4 Uang Kertas Lawas Ini Resmi Ditarik BI, Yuk Cek Dompet dan Celengan Kamu!
26 Tahun Penantian, Provinsi ALA Segera Terwujud? Moratorium Dicabut, Waktunya Gayo, Alas, Singkil, dan Subulussalam Bangkit!
Moratorium Dicabut, Kabupaten Aceh Raya Siap Lahir: 7 Kecamatan Menanti Pemekaran!
PT Rafautar Klarifikasi Pemberitaan Bohong Penumpang, Wartawan Aceh Timur Minta Ditindak Tegas
3.000 ASN di Aceh Utara Belum Terima TPP Selama 3 Bulan, Pemkab Masih Tunggu Persetujuan Kemendagri
Penyelundupan 98 Kg Sabu di Aceh Gagal Total, Polisi Tangkap 3 Pemasok Jaringan Internasional

           
Konten berikut adalah iklan platform MGID, media kami tidak terkait dengan materi konten tersebut

Artikel Terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 15:47 WIB

4 Pulau Aceh Dipindahkan ke Sumut? Azhari Cage & Pakar Ungkap Fakta Mengejutkan!

Sabtu, 14 Juni 2025 - 11:09 WIB

Senator Aceh Desak Presiden Pecat Mendagri, Polemik Empat Pulau Kian Memanas

Minggu, 4 Mei 2025 - 20:50 WIB

4 Uang Kertas Lawas Ini Resmi Ditarik BI, Yuk Cek Dompet dan Celengan Kamu!

Selasa, 29 April 2025 - 20:26 WIB

26 Tahun Penantian, Provinsi ALA Segera Terwujud? Moratorium Dicabut, Waktunya Gayo, Alas, Singkil, dan Subulussalam Bangkit!

Selasa, 29 April 2025 - 20:14 WIB

Moratorium Dicabut, Kabupaten Aceh Raya Siap Lahir: 7 Kecamatan Menanti Pemekaran!

Sabtu, 26 April 2025 - 18:45 WIB

PT Rafautar Klarifikasi Pemberitaan Bohong Penumpang, Wartawan Aceh Timur Minta Ditindak Tegas

Minggu, 20 April 2025 - 10:08 WIB

3.000 ASN di Aceh Utara Belum Terima TPP Selama 3 Bulan, Pemkab Masih Tunggu Persetujuan Kemendagri

Jumat, 18 April 2025 - 20:50 WIB

Penyelundupan 98 Kg Sabu di Aceh Gagal Total, Polisi Tangkap 3 Pemasok Jaringan Internasional

Berita Terkini