Achehnetwork.com, Aceh Barat – Conservation Respons Unit (CRU) Alue Kuyun, yang merupakan bagian dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, kembali mengambil langkah tegas dalam mengatasi gangguan yang disebabkan oleh gajah liar di kawasan Desa Gleng, Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat.
Dalam usaha yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi masyarakat, tim CRU berjuang untuk memandu gajah-gajah tersebut kembali ke habitat alaminya di dalam hutan.
Edison, salah satu petugas CRU, berbicara dengan semangat tentang upaya ini, menjelaskan bahwa meski tantangan tetap berat, tim terus bekerja keras untuk menciptakan solusi yang aman dan manusiawi.
Namun, dampak dari gangguan gajah liar tidak dapat diabaikan. Terjadinya konflik antara manusia dan hewan-hewan tersebut telah menyebabkan kerusakan pada properti masyarakat setempat.
Sebuah gubuk di Desa Gleng mengalami kerusakan serius akibat ulah gajah. Tanaman produktif, seperti pisang, pohon pinang, dan jenis pohon lainnya juga mengalami kerusakan akibat aktivitas satwa liar ini.
Edison menjelaskan bahwa meskipun tim telah melakukan penyisiran di area perkebunan dan pinggiran hutan sekitar lokasi insiden, upaya untuk menemukan gajah penyebab gangguan ini masih berlangsung.
Meski begitu, semangat untuk melindungi ekosistem dan mengatasi konflik ini tetap membara, dan tim akan melanjutkan upaya mereka.
Kepala BKSDA Aceh Resor Meulaboh, Satirin, mengonfirmasi situasi ini dan menegaskan bahwa tim CRU Aceh telah mengambil alih penanganan kasus ini.
Ia mengakui bahwa dalam beberapa minggu terakhir, konflik dengan gajah liar terjadi di berbagai desa dan kecamatan di Kabupaten Aceh Barat. Hal ini menyebabkan keprihatinan di kalangan masyarakat.
Meskipun tantangan ini kompleks, Satirin menegaskan bahwa pihaknya hanya memiliki satu tujuan: melindungi kehidupan gajah liar serta masyarakat setempat.
Meskipun tidak selalu mudah, tim BKSDA Aceh tetap komitmen untuk menjalankan tugas penting ini.
“Kami akan terus berupaya untuk memandu gajah-gajah ini kembali ke habitat alaminya, menjaga keseimbangan ekosistem, dan menjaga keamanan masyarakat,” kata Satirin.
Dengan semangat pelestarian dan upaya bersama untuk meredakan konflik ini, BKSDA Aceh dan tim CRU Alue Kuyun memberikan harapan bahwa harmoni antara manusia dan satwa liar tetap bisa diwujudkan.(*)
Sumber: Antara
Dapatkan update berita dan artikel menarik lainnya dari Acheh Network di GOOGLE NEWS