Keju Dangke/Foto: IDN Times/Aktual Borneo |
ACHEHNETWORK.COM – Keju memang jadi salah satu camilan dan makanan yang populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Tapi, kamu tahu nggak sih, kalau banyak keju yang kita temui di sini adalah keju impor dari negara-negara seperti Selandia Baru, Prancis, Belanda, atau Italia?
Nah, yang menarik, Indonesia juga punya keju tradisional yang nggak kalah menarik, namanya keju dangke.
Keju dangke ini berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, dan terbuat dari susu kerbau atau sapi yang diolah secara tradisional.
Meski awalnya dangke disajikan sebagai pengganti lauk, kini keju ini sering dijadikan camilan. Dengan warna putih cerah, tekstur kenyal mirip tahu, dan rasa gurih yang khas, dangke sudah dikenal hingga ke luar negeri. Penasaran dengan keunikan keju dangke? Yuk, kita kulik lebih dalam!
1. Asal Usul Nama Dangke
Pernah penasaran kenapa namanya “dangke”? Ternyata, nama ini punya sejarah menarik, lho! Konon, pada tahun 1900-an, warga Enrekang menyajikan dangke kepada kolonial Belanda.
Kolonial Belanda yang menerima hidangan ini mengucapkan terima kasih dengan bahasa Belanda “dank u (wel)”.
Sejak saat itu, masyarakat Enrekang mulai menyebut makanan mirip keju ini dengan nama dangke. Hingga kini, dangke menjadi oleh-oleh khas Enrekang yang populer di berbagai kalangan.
2. Dangke: Makanan Para Bangsawan
Mungkin baru pertama kali mendengar tentang dangke, tapi tahukah kamu bahwa dangke sudah ada sejak ratusan tahun lalu?
Dahulu, dangke adalah makanan spesial yang hanya disajikan untuk para bangsawan.
Masyarakat saat itu jarang memiliki kerbau atau sapi, sehingga dangke menjadi makanan istimewa yang hanya dihidangkan untuk raja-raja dan bangsawan.
Berbeda dengan keju di Barat yang biasanya disantap bersama roti atau pasta, dangke sering dijadikan lauk nasi, atau diolah menjadi dangke bakar, dangke goreng, isian bakso, atau sup.
3. Kandungan Nutrisi Dangke
Kalau bicara soal nutrisi, dangke juga punya manfaat yang nggak bisa dipandang sebelah mata. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (2019), dangke mengandung berbagai nutrisi penting seperti air, protein, lemak, dan karbohidrat.
Selain itu, dangke kaya akan beta-karoten dari susu sapi yang baik untuk kesehatan kulit dan mata, serta hipothiocyanit yang berfungsi sebagai antimikroba untuk melawan bakteri, jamur, dan virus dalam tubuh.
4. Proses Pembuatan Dangke
Pembuatan dangke ini unik banget, lho! Dangke dibuat menggunakan enzim papain dari getah buah pepaya untuk mengentalkan susu, berbeda dengan keju segar yang biasanya menggunakan kultur sarter atau enzim rennet.
Prosesnya dilakukan secara tradisional: susu murni dipanaskan, ditambahkan getah pepaya, kemudian digumpalkan.
Gumpalan tersebut disaring, dibuang airnya, dan dicetak dengan batok kelapa. Setelah itu, dangke dikemas dalam daun pisang yang membentuk kerucut, memberikan aroma khas yang menggugah selera.
Dangke bisa bertahan sekitar satu bulan di kulkas, dan dua hari di suhu ruang.
5. Kepopuleran Dangke yang Mendunia
Keju dangke sekarang sudah menjadi komoditas ekspor yang terkenal.
Selain tersedia di berbagai restoran dan tempat makan di Enrekang, dangke juga bisa ditemukan di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Prancis, hingga Amerika Serikat.
Jadi, nggak heran kalau dangke sudah menjadi keju kebanggaan Indonesia yang mendunia!
Jadi, sudah siap mencoba keju tradisional khas Sulawesi ini? Keunikan dan kelezatannya pasti bakal bikin kamu penasaran!***
Editor : ADM