|
Pepeda yang disajikan dengan Kuah (Foto: DetikFood) |
AchehNetwork.com – Google Doodle hari ini menyuguhkan sesuatu yang unik dan tak biasa – papeda!
Papeda, makanan kenyal nan lengket, menjadi bintang dalam Google Doodle pada Jumat (20/10/2023).
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mungkin papeda terdengar asing, tapi di Indonesia bagian timur, makanan ini adalah pilihan sehari-hari yang kaya gizi.
Papeda merupakan makanan khas Indonesia Timur yang terbuat dari sagu. Dalam bahasa Unanwatan, papeda juga dikenal sebagai dao.
Berbeda dengan masyarakat Indonesia Barat yang mengandalkan nasi, penduduk Maluku dan Papua memilih papeda sebagai makanan pokok mereka.
Meskipun tampilannya unik, jangan salah, papeda kaya serat, rendah kolesterol, dan penuh nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan zat besi.
Konsumsi rutin papeda bahkan diklaim meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko kanker usus.
Papeda berasal dari batang pohon sagu yang ditemukan di hutan dan rawa-rawa di Indonesia Timur.
Tepung sagu yang dihasilkan dari batang pohon sagu ini kemudian diolah menjadi papeda.
Sejarah papeda dapat ditelusuri melalui tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.
Papeda sering disajikan dalam upacara adat penting, seperti dalam ritual “Sonar Mohne” oleh Suku Nuaulu di Maluku, di mana papeda memiliki makna sakral.
Tidak hanya sebagai makanan pokok, papeda juga memiliki makna mitologis bagi suku-suku di Papua.
Masyarakat di Raja Ampat sering menggelar upacara khusus saat memanen sagu sebagai bentuk penghormatan terhadap hasil panen yang melimpah.
Papeda selalu muncul dalam acara-acara penting di Indonesia Timur, termasuk dalam tradisi “Watani Kame.”
Santapan kenyal ini juga menjadi hidangan wajib saat upacara kelahiran anak pertama di beberapa daerah.
Papeda juga digunakan untuk membantu wanita menahan rasa sakit saat proses pembuatan tattoo.
Berbeda dengan makan nasi, menyantap papeda memerlukan sepasang sumpit atau dua garpu khusus.
Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, menciptakan harmoni cita rasa yang unik.
Papeda juga bisa dinikmati bersama ikan kuah kuning, yang merupakan hidangan populer di Papua dan Maluku.
Ikan kuah kuning adalah hidangan ikan cakalang atau ikan tongkol yang dimasak dengan berbagai bumbu, menciptakan kombinasi rasa yang lezat.
Papeda telah mengalami transformasi dan menjadi camilan anak-anak, seperti “papeda gulung” atau “cilung,” yang terbuat dari tepung tapioka.
Meskipun tidak menggunakan sagu, namanya masih terkait dengan papeda.
Keunikan papeda telah membuatnya diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2015, dan hari ini menjadi bintang dalam Google Doodle, sehingga semakin dikenal oleh dunia.
Makanan khas Indonesia seperti papeda terus meraih pengakuan internasional, siapa tahu kuliner lainnya juga akan menjadi Google Doodle di masa depan.
Jadi, bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mencoba papeda, makanan khas yang sarat dengan sejarah dan makna budaya?