![]() |
Ilustrasi Kebun Kacang Tanah (Pixabay) |
Lonjakan ini sebesar Rp 2.000 per kilogram dari harga sebelumnya, yang berada di kisaran Rp 8.000 per kilogram.
Selain itu, harga bibit kacang tanah lokal yang siap tanam juga sangat terjangkau, hanya Rp 40.000 per kilogram.
Dengan harga terbaru ini, petani dengan modal terbatas dapat meraih keuntungan yang berlipat ganda.
Widiarto, seorang petani kacang tanah berusia 46 tahun dari Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara, menjelaskan bahwa tanaman kacang tanah menjadi alternatif yang menarik, terutama bagi petani dengan modal terbatas yang mungkin belum mampu menanam sayuran.
Menyadari bahwa tanaman sayuran seperti cabai dan tomat memerlukan modal besar dan biaya perawatan yang tinggi, terutama dalam kondisi harga komoditas yang tidak stabil, Widiarto menekankan bahwa bercocok tanam kacang tanah memerlukan modal yang lebih terjangkau.
Proses penanaman kacang tanah dimulai dengan persiapan lahan yang dilakukan sendiri oleh petani, dengan mencangkul dan membentuk guludan bedengan sekitar 80 cm lebar dengan paritan 40 cm.
Untuk lahan seluas 1/4 hektar, petani hanya memerlukan bibit kacang tanah lokal sekitar 4-5 kilogram. Benih tersebut ditanam dalam lubang setiap 20 cm dengan jarak 1 biji benih kacang tanah per lobang.
Widiarto menjelaskan bahwa benih kacang tanah akan mulai tumbuh dalam waktu 7 hari dan dapat dipanen dalam 100-120 hari, tergantung pada tujuan penggunaannya.
Selama masa pertumbuhan, tanaman ini tidak memerlukan pupuk kimia atau pupuk kandang dalam jumlah besar.
Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Phonska 15-10-15 yang bersubsidi, dengan harga sekitar Rp 160.000 per 50 kilogram, yang dapat ditaburkan setengah sendok makan per batangnya setiap 20 hari sekali.
Lanjut Halaman 2
Halaman : 1 2 Selanjutnya