ACHEHNETWORK.COM – Ketika kita membayangkan sebuah desa, mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah suasana sepi, hijau, dan tenang dengan pemandangan alam terbuka.
Namun, ada desa yang tersembunyi begitu dalam, hingga rumah-rumahnya tidak terlihat dari permukaan tanah.
Desa Dikengyuan di Tiongkok merupakan salah satu contoh menakjubkan dari adaptasi manusia terhadap alam yang ekstrem.
Keunikan Desa di Dalam Tanah
Dikengyuan, juga dikenal sebagai Tian Jingyuan, merupakan desa bawah tanah yang tidak biasa.
Dilansir dari akun TikTok @Jelajah Bumi, rumah-rumah penduduk di sini terletak di bawah tanah, memberikan kesan seperti “desa yang hilang” karena tak terlihat dari permukaan.
Meski tersembunyi, kehidupan di desa ini berjalan harmonis, menciptakan hubungan unik antara alam dan manusia yang telah berlangsung selama ribuan tahun.
Desa Tersembunyi yang Berusia 4.000 Tahun
Desa Dikengyuan bukanlah fenomena modern.
Desa ini telah ada selama lebih dari 4.000 tahun dan menjadi bukti bagaimana masyarakat kuno di dataran tinggi Shansi beradaptasi dengan kondisi hidup yang menantang.
Pada masa itu, kemiskinan dan kesulitan ekonomi mendorong mereka untuk menggali tanah dan menciptakan rumah bawah tanah sebagai tempat tinggal.
Struktur rumah-rumah ini berbentuk lubang persegi atau persegi panjang dengan kedalaman 6 hingga 7 meter, panjang sisi sekitar 10 hingga 12 meter, dan biasanya dihuni oleh beberapa keluarga sekaligus.
Adaptasi Luar Biasa Terhadap Alam
Menggali tanah untuk menciptakan tempat tinggal tidak hanya menunjukkan kecerdikan masyarakat Dikengyuan, tetapi juga memberikan keuntungan besar.
Rumah bawah tanah ini terkenal karena keunggulannya dalam menjaga suhu.
Di musim panas, rumah tetap sejuk, sedangkan di musim dingin rumah terasa hangat, menjadikannya tempat tinggal yang nyaman sepanjang tahun.
Selain itu, arsitektur ini juga tahan terhadap gempa, sebuah kelebihan yang sangat penting di daerah rawan bencana.
Namun, bukan berarti kehidupan di dalam rumah bawah tanah ini tanpa tantangan.
Salah satu kelemahan utama adalah masalah ventilasi dan pencahayaan, serta tingkat kelembaban yang tinggi.
Meskipun demikian, masyarakat Dikengyuan telah berhasil hidup di dalam rumah-rumah ini selama ribuan tahun dengan tetap mempertahankan kepercayaan mereka pada para dewa seperti Dewa Kota, Dewa Bumi, Dewa Pintu, Dewa Dapur, Dewa Kekayaan, dan Guandi.
Perubahan di Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, desa Dikengyuan pun mengalami perubahan. Banyak penduduk yang mulai meninggalkan desa ini, menyebabkan beberapa rumah menjadi terbengkalai atau bahkan roboh.
Beberapa rumah bawah tanah bahkan telah berubah fungsi menjadi tempat pembuangan sampah.
Namun, di sisi lain, ada upaya untuk merenovasi dan menghidupkan kembali beberapa bangunan agar dapat dilestarikan.
Kini, Dikengyuan tidak hanya dikenal sebagai tempat tinggal unik, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menawarkan kesempatan bagi pengunjung untuk menyaksikan keindahan arsitektur tradisional dan kearifan lokal Tiongkok.
Para wisatawan bisa merasakan harmoni antara masa lalu dan masa kini dalam suasana desa yang penuh sejarah dan kebijaksanaan lokal.
Kesimpulan: Warisan Sejarah yang Hidup
Desa Dikengyuan bukan sekadar kumpulan rumah bawah tanah. Ini adalah simbol kekuatan adaptasi manusia dan hubungan harmonis dengan alam.
Di sini, sejarah bertemu dengan keberlanjutan modern, menciptakan warisan budaya yang mengagumkan.
Bagi mereka yang ingin menyelami tradisi kuno dan memahami cara hidup yang unik, Dikengyuan adalah destinasi yang tak terlupakan—sebuah karya seni arsitektur dan warisan budaya yang terus hidup hingga kini.***
Editor : Zahra Khairina