ACHEHNETWORK.COM – Hujan deras yang melanda Kabupaten Aceh Utara selama dua hari terakhir telah menyebabkan banjir di empat kecamatan, mengakibatkan ribuan rumah terendam.
Ketinggian air di beberapa pemukiman warga berkisar antara 30 sentimeter hingga 1 meter.
Ratusan Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman sejak Selasa (8/10/2024), untuk menghindari dampak banjir yang semakin meluas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari RRI, banjir ini disebabkan oleh meluapnya aliran sungai Krueng Pirak, Keureuto, dan Peutoe, yang tak mampu menahan curah hujan tinggi.
Empat kecamatan yang terdampak meliputi Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Tanah Luas, dan Lhoksukon.
Dari keempat kecamatan tersebut, Matangkuli mengalami dampak terparah.
Rincian Daerah Terdampak Banjir:
- Kecamatan Matangkuli: Sebanyak 22 desa terendam dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter hingga 1 meter. Sebanyak 1.128 KK atau sekitar 4.389 jiwa harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
- Kecamatan Pirak Timu: 15 desa terkena dampak, dengan 117 KK atau sekitar 3.677 jiwa yang harus meninggalkan rumah mereka.
- Kecamatan Tanah Luas: Tiga desa terendam banjir, menyebabkan 65 KK atau 160 jiwa terdampak.
- Kecamatan Lhoksukon: 7 desa terkena banjir dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter.
Seorang warga Desa Hagu, Kecamatan Matangkuli, Ismawati, mengatakan bahwa banjir mulai menggenangi desanya sejak Senin lalu.
“Air mulai naik sejak Senin kemarin, dan sekarang sudah mencapai 1 meter di beberapa titik. Kemungkinan air akan semakin naik karena hujan masih terus turun, terutama di daerah Bener Meriah,” ujarnya.
Warga yang tinggal di sekitar aliran sungai kini mengungsi dan telah mendirikan dapur umum untuk kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah Aceh Utara Gerak Cepat Salurkan Bantuan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, melalui Dinas Sosial (Dinsos) PPPA, langsung merespons dengan menyalurkan bantuan masa panik bagi warga yang terdampak banjir.
Bantuan tersebut langsung diserahkan oleh Kepala Dinas Sosial PPPA Aceh Utara, Iskandar, SSTP, MSP, di beberapa titik pengungsian.
“Kami sudah menyalurkan bantuan masa panik kepada masyarakat di empat kecamatan yang terkena dampak banjir, terutama di Matangkuli yang paling parah. Di sana, ada tujuh posko pengungsian dan dapur umum yang kami fasilitasi,” ujar Iskandar.
Bantuan yang disalurkan meliputi kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, selimut, tenda gulung, serta kebutuhan khusus untuk bayi.
Selain di Matangkuli, bantuan juga disalurkan ke Kecamatan Pirak Timu, Lhoksukon, dan Tanah Luas.
“Kehadiran pemerintah di tengah masyarakat dalam situasi darurat ini adalah bentuk kepedulian kami untuk meringankan beban mereka yang terkena musibah,” tambah Iskandar.
Upaya Pemulihan dan Waspada Banjir Susulan
Meski bantuan sudah disalurkan, warga dan pihak berwenang tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan.
Hujan deras yang masih turun di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya, khususnya di Kabupaten Bener Meriah, menambah kekhawatiran akan naiknya debit air sungai.
Pemerintah daerah terus memantau situasi dan mengimbau warga yang berada di dekat aliran sungai untuk selalu siaga.
Selain itu, koordinasi dengan instansi terkait juga ditingkatkan guna mempercepat distribusi bantuan dan penanganan terhadap korban banjir, termasuk dalam hal kesehatan dan keselamatan.
Diharapkan, dengan adanya langkah tanggap darurat yang cepat ini, masyarakat yang terdampak banjir dapat segera mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan hingga situasi kembali normal.***
Editor : ADM
Sumber : RRI