AchehNetwork.com – Kota Subulussalam merayakan Hari Jadi ke-62 dengan penuh semangat dan keanekaragaman budaya di Lapangan Sada Kata, Komplek Perkantoran Pemerintahan, Desa Lae Oram, Kecamatan Simpang Kiri.
Perayaan yang berlangsung Sabtu lalu ini menampilkan pemandangan yang memukau dengan penampilan budaya dari berbagai etnis yang ada di kota ini, termasuk Aceh, Pakpak, Karo, Nias, Minang, Mandailing, Alas, dan Jawa.
Setiap etnis menampilkan pasangan ‘pengantin’ khas mereka dalam acara yang penuh warna dan mendapatkan apresiasi hangat dari publik.
Acara dimulai dengan pembacaan sejarah singkat tentang Kota Subulussalam oleh Saiban Gafar sebelum Pj. Wali Kota Subulussalam, Azhari, S.Ag, M.Si, naik ke mimbar.
Gafar menjelaskan bahwa nama “Subulussalam” diberikan pada tahun 1962 oleh ulama kharismatik Prof. Ali Hasymi (alm) selama kunjungannya ke daerah ini yang dahulu merupakan bagian dari Aceh Selatan.
Nama “Subulussalam,” yang berasal dari Bahasa Arab, berarti ‘jalan keselamatan dan kesejahteraan,’ mencerminkan harapan bahwa kota ini akan menjadi pusat ibadah yang berlandaskan Syariat Islam, dengan sinarnya menjangkau Darussalam, Banda Aceh.
Perubahan signifikan terjadi pada 27 April 1999, ketika Aceh Singkil menjadi daerah otonom terpisah dari Aceh Selatan.
Di bawah kepemimpinan Syamsuddin Mahmud, terjadi persaingan antara Singkil dan Simpang Kiri untuk menentukan ibu kota kabupaten.
Masyarakat Simpang Kiri turun ke jalan untuk melakukan protes, namun unjuk rasa tersebut akhirnya berhasil diredam.
Sebagai hasilnya, Singkil menjadi ibu kota kabupaten, sementara Simpang Kiri berkembang menjadi tujuh kecamatan: Simpang Kiri, Rundeng, Kuta Baharu, Penanggalan, Sultan Daulat, Singkohor, dan Longkib.
Pada tahun 2008, Subulussalam resmi mekar dari Kabupaten Aceh Singkil, dengan persetujuan pertama dari Bupati Aceh Singkil H. Makmursyah Putra, SH (alm). H. Asmauddin, SE dilantik sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Subulussalam yang pertama, diikuti oleh H. Marthin Desky setahun kemudian.
Perayaan ini tidak hanya merayakan usia kota yang ke-62, tetapi juga menegaskan kekayaan budaya dan keberagaman masyarakat Subulussalam yang terus berkembang dan bersatu dalam kebanggaan bersama.***
Editor : ADM Acheh Network