Menelusuri Keagungan dan Keindahan Gunung Paektu/Foto: pixabay |
AchehNetwork.com – Mari kita berkenalan dengan Gunung Paektu, sebuah gunung megah yang berada di perbatasan Korea Utara dan China.
Gunung ini bukan sekadar puncak tertinggi di Semenanjung Korea, tetapi juga dianggap sakral karena dipercaya sebagai asal-usul leluhur bangsa Korea.
Jadi, mari kita eksplor lebih jauh apa yang membuat Gunung Paektu begitu istimewa!
Belum lama ini, sebuah foto yang memperlihatkan Kim Jong Un menunggang kuda putih di Gunung Paektu beredar luas.
Dilansir AN Creator dari DetikTravel, Momen tersebut diabadikan oleh kantor berita Korea Utara, KCNA, pada Rabu (16/10).
Dalam foto itu, Gunung Paektu tampak berselimut salju, sementara Kim Jong Un mengenakan mantel coklat, menambah kesan dramatis dan kuat.
Dengan ketinggian mencapai 2.744 MDPL, Gunung Paektu memang pantas disebut sebagai gunung tertinggi di Semenanjung Korea.
Gunung ini membentang gagah di antara Korea Utara dan China, seolah-olah menjadi penjaga dua negara tersebut.
Filosofi Gunung Paektu
Di puncak Gunung Paektu, ada sebuah kawah besar yang dikenal dengan nama Chon atau Danau Surgawi dalam bahasa Korea.
Danau ini memiliki pesona luar biasa sebagai danau kawah terdalam dan terdingin di dunia. Dari sini juga mengalir dua sungai terpanjang di Korea, Amnok dan Tumen.
Gunung Paektu menyimpan sejarah panjang, menjadi saksi bisu perang gerilya Korea melawan penjajahan Jepang.
Pada masa itu, Semenanjung Korea menjadi koloni Jepang hingga Jepang menyerah pada tahun 1945, menandai akhir Perang Dunia II.
Bahkan, Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un, lahir di salah satu kamp rahasia di kawasan ini pada tahun 1942.
Bagi rakyat Korea, Gunung Paektu bukan hanya jantung Revolusi Korea, tetapi juga dipercaya sebagai tempat asal-usul leluhur mereka.
Gunung ini dianggap sebagai gunung suci, satu dari tiga gunung “berjiwa” bersama dengan Jirisan dan Hallasan.
Musim Pendakian Gunung Paektu
Buat kamu yang tertarik mendaki Gunung Paektu, musim pendakian dibuka dari Mei hingga September.
Di luar bulan-bulan tersebut, cuaca di sana bisa menjadi ekstrem dan berbahaya karena musim dingin yang panjang dan keras.
Meski begitu, selalu disarankan untuk mengenakan pakaian hangat karena cuaca di gunung ini bisa berubah dengan cepat.
Musim semi di Gunung Paektu dimulai pada akhir Mei, dengan suhu yang jarang melebihi 20 derajat Celcius.
Namun, jangan berharap musim dingin berlalu dengan cepat karena musim dingin di sini berlangsung hingga delapan bulan!
Danau Chon bahkan tertutup es hingga bulan Juni, dan salju mulai menutup akses pendakian pada bulan Oktober.
Bulan Juli dan Agustus biasanya diwarnai dengan hujan dan awan tebal, jadi waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada bulan September, ketika cuaca relatif lebih bersahabat.
Jika kamu ingin mencapai Gunung Paektu, rute terdekat adalah melalui Samjiyon, sebuah kota yang berbatasan dengan China dan berjarak sekitar 385 km dari Pyongyang.
Namun, sayangnya, turis asing hanya bisa mengakses gunung ini dari sisi Korea Utara melalui penerbangan dari Pyongyang ke bandara Samjiyon.
Bagi penduduk Korea Utara, ada cara lain untuk mencapai Gunung Paektu, yaitu dengan naik kereta api ke kota Hyesan, yang berjarak 67 km dari Samjiyon, sebelum melanjutkan pendakian dari sana.
Jadi, bagaimana? Tertarik untuk menjelajahi keindahan dan misteri Gunung Paektu?***