Negara dengan Inflasi Terparah di Dunia/Foto: pixabay |
AchehNetwork.com – Inflasi adalah salah satu fenomena ekonomi yang dapat mengancam stabilitas banyak negara.
Ketika harga barang dan jasa naik tanpa henti, mata uang pun kehilangan nilainya, dan hal ini bisa sangat merugikan, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
Banyak negara di dunia telah merasakan dampak dari inflasi yang tak terkendali, bahkan hingga mengalami krisis besar.
Nah, negara mana saja yang pernah mengalami inflasi tertinggi, dan apa penyebabnya?
Mari kita lihat beberapa negara yang pernah mengalami inflasi paling parah di dunia berdasarkan informasi dari US News.
1. Venezuela: Ketika Ekonomi Jatuh, Inflasi Meledak
Venezuela telah menjadi contoh nyata dari inflasi yang tak terkendali. Pada tahun 2022, negara ini mencatat inflasi lebih dari 200%, dan pada tahun 2023, inflasinya diperkirakan mencapai 400%.
Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi antara kebijakan ekonomi yang buruk, ketidakstabilan politik, dan penurunan drastis produksi minyak yang merupakan tulang punggung ekonomi Venezuela.
Kebijakan pemerintah yang sering mencetak uang untuk menutup defisit anggaran justru memperburuk situasi.
Akibatnya, harga kebutuhan pokok melonjak drastis, dan rakyat Venezuela pun semakin kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.
2. Zimbabwe: Ketika Uang Menjadi Tak Bernilai
Negara di Afrika Selatan ini pernah mengalami hiperinflasi luar biasa pada tahun 2008, yang memaksa bank sentral mencetak uang hingga nominal 100 triliun dolar per lembar.
Meskipun inflasi sempat stabil, pada tahun 2023, angka inflasi kembali meroket hingga 172,2%.
Salah satu faktor penyebabnya adalah dampak perang di Ukraina, yang membuat harga pupuk, komoditas penting bagi produksi pangan, melonjak drastis.
Ketidakpercayaan pada mata uang lokal juga membuat banyak warga Zimbabwe beralih ke dolar Amerika Serikat atau rand Afrika Selatan untuk transaksi sehari-hari, semakin memperburuk situasi ekonomi.
3. Argentina: Dari Euforia Piala Dunia ke Krisis Ekonomi
Meskipun meraih kemenangan besar di Piala Dunia 2022, Argentina tidak lepas dari krisis ekonomi yang serius.
Pada tahun 2023, inflasi di negara ini mencapai sekitar 98,6%. Penyebab utama inflasi di Argentina adalah defisit fiskal yang besar, kebijakan moneter yang longgar, dan depresiasi nilai peso Argentina.
Pemerintah sering mencetak uang untuk menutupi pengeluaran negara, yang mengakibatkan lonjakan harga barang dan jasa.
Dampaknya, tingkat kemiskinan meningkat dan banyak warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan hanya untuk membeli makanan.
4. Sudan: Ketidakstabilan Politik yang Memicu Inflasi
Sudan telah lama menghadapi konflik dan ketidakstabilan politik yang berujung pada krisis ekonomi. Meski inflasi sudah mulai turun, pada tahun 2023, tingkat inflasi di Sudan masih mencapai 71,6%.
Penyebabnya meliputi devaluasi mata uang, kebijakan ekonomi yang tidak efektif, serta lonjakan harga barang impor.
Rakyat Sudan menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari akibat harga yang terus meningkat, sementara persediaan barang konsumsi semakin menipis.
5. Turki: Inflasi Menggerus Kesejahteraan Warga
Turki telah menghadapi krisis inflasi dan mata uang sejak tahun 2018. Mata uang nasional, lira, mengalami depresiasi tajam, dan meskipun ada upaya perbaikan, inflasi tetap tinggi di atas 50%.
Hal ini dipicu oleh kebijakan moneter yang tidak konsisten, ketidakstabilan politik, serta upaya pemerintah untuk mempertahankan suku bunga rendah guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dampaknya, harga barang dan jasa di Turki terus merangkak naik, menambah tekanan ekonomi bagi banyak warganya yang sudah kesulitan.
Itulah beberapa negara yang pernah mengalami inflasi terburuk di dunia.
Meskipun beberapa di antaranya adalah negara besar, masalah ekonomi yang mereka hadapi menunjukkan bahwa tidak ada negara yang benar-benar kebal terhadap tantangan inflasi.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa stabilitas ekonomi harus dijaga dengan bijak untuk menghindari dampak buruk yang bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.***